BAB
I
AHLUSSUNNAH
WAL JAMA’AH
A.Pengertian
dan sekilas tentang Ahlussunnah Wal Jama’ah
Secara bahasa Ahli Sunnah artinya penganut
sunnah Nabi SAW. Dan Wal Jama’ah artinya penganut golongan para Shahabat
Nabi SAW.
Secara umum Ahlussunnah Wal Jama’ah adalah kaum
yang mempunyai I’tiqod dan keyakinan yang menganut seluruh ajaran Nabi Muhammad
SAW. serta para Shahabatnya
Terma
Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja) pada awalnya memiliki konotasi sebagai paham
teologis (Kalam) dalam Islam yang
dirumuskan pertama kali oleh Imam Abu Hasan al Asy’ari (w. 324 H/936 M) dan Abu
Manshur al Maturidi (w.333 H/944 M)
Dalam perkembangan sejarahnya kemudian istilah tersebut mencakup paham
keagamaan dalam dimensi yang lebih luas, meliputi dimensi Islam eksoteris :
hukum atau fiqh dan dimensi esoteris (akhlaq, tasawuf). Dalam aspek
hukum Aswaja menganut system yang dirumuskan para pendiri mazhab besar terutama
: Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali. Sementara dalam aspek tasawuf-akhlaq
menganut aturan-aturan yang disusun oleh Abu Hamid al Ghazali dan Abu Qasim al
Junaidi.
Adapun dalam
bidang hukum fiqih, Ahlussunnah menganut 4 (empat) madzhab :
1. Nu’man
bin Tsabit / Imam Abu Hanifah. Beliau lahir pada tahun 80 H dan wafat 150 H
2. Malik
bin Anas / Imam Malik. Beliau lahir pada tahun 93 H
dan wafat 179 H
3. Muhammad
bin Idris / Imam Syafi’I. Beliau lahir pada
tahun 150 H dan wafat 204 H
4. Ahmad
bin Hanbal / Imam Hanbali. Beliau lahir pada
tahun 164 H dan wafat 241 H.
Adapun dalam bidang tashawwuf, Ahlus Sunnah menganut:
1. Syeikh
Abu Yazid Al-Busthomi
2. Syeikh
Abdul Kholiq Al-Ghujdawani
3. Sayyid
Muhammad Baha’uddin Al-Naqsyabandi
4. Syeikh
Ahmad Al-Faruq Al-Sarahandi
5. Syeikh
Al-Junaid Al-Baghdadi
6. Hujjatul
Islam Abu Hamid Al-Ghazali
7. Ma’ruf
Al-Karkhi
8. Sayyid
Abdul Qodir Al-Jailani.
Semua I’tiqid
Ahlussunnah Wal Jama’ah adalah bersumber dari ajaran Nabi Saw., para shahabat
dari para ulama salafus sholeh.
Dalam agama
Islam banyak sekali terdapat golongan dan faham-faham Aqidah. Dan hal ini
sebagaimana disabdakan Nabi :
فإنه من يعش منكم من بعدي فسيرى اختلافا كثيرا فعليكم بسنتي وسنة الخلفاء
الراشدين تمسكوا بها وعضوا عليها بالنواجذ.رواه أبو داود
Artinya : “Maka bahwasnya siapa yang hidup
(lama) di anatara kamu, pasti akan melihat perselisihan (faham) yang banyak.
Ketika itu berpegang teguhlah pada Sunnahku dan sunnah Khulafa’ur Rosyidin yang
mendapatkan hidayah. Pegang teguhlah hal itu dan gigitlah dengan gerahangmu.” (H.R.
Abu Daud)
والذي نفس محمد بيده لتفترق أمتي على ثلاث وسبعين فرقة فواحدة فى الجنة
وثنتان وسبعون فى النلر قيل : من هم يا رسول الله ؟ قال : هم أهل السنة والجماعة .
رواه الطبراني
Artinya : “ Demi Tuhan yang memegang jiwa
Muhammad di tanganNya, akan bercerai-berai umatku sebanyak 73 Golongan. Yang
satu masuk sorga dan yang 72 golongan masuk neraka”. Bertanya para Shahabat : “
Siapakah golongan yang masuk surga itu, wahai Rasululloh ?”. Nabi Menjawab :
“Mereka adalah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah”. (H. R. Imam Thobroni)
Kesimpulannya,
bahwa faham Ahlus Sunnah Wal Jama’ah adalah faham yang selaras dan sesuai
dengan ajaran Nabi Muhammad SAW dan para Sahabatnya.
B.Aswaja
Diantara Dua Kutub Ekstrimitas
Melihat
sejarah awal pembentukannya, sistem doktrin Aswaja, lahir dalam kerangka
merespon perkembangan pemikiran umat Islam pada masanya yang cenderung telah
bersifat ekstrim baik kanan maupun kiri terutama dalam persoalan ilmu Kalam. Asy’ari
dan Maturidi hadir untuk menengahi kedua pikiran ekstrim itu. Misalnya
ekstrimitas antara golongan Qadariyah dan Jabariyah dalam soal kebebasan
tindakan manusia, dan antara golongan rasionalis-liberal dan konservatif
tekstual tentang sifat-sifat Tuhan. Dua tema inilah yang paling krusial dalam
perdebatan dalam Kalam.
Dalam soal kebebasan bertindak (af’al al ‘ibad)
golongan Qadariyah mempercayai kebebasan manusia. Tuhan menurut mereka telah
memberikan kemampuan kepada manusia untuk bertindak bebas dan karena itu ia
harus bertanggungjawab atas akibat-akibatnya. Sementara golongan Jabariyah
meyakini bahwa manusia tidak bebas. Seluruh tindakan manusia sudah ditentukan
dan diatur Tuhan. Jadi tindakan manusia adalah keterpaksaan (majbur)
bagaikan kapas yang ditiup angin. Asy’ari dan Maturidi menengahi keduanya
melalui teori “kasb” (perolehan). Menurut teori ini perbuatan manusia
tidak dilakukan dalam keadaan bebas tetapi juga tidak dalam keterpaksaan. Perbuatan
manusia tetap ditentukan Tuhan tetapi manusia diberikan hak untuk memilih (ikhtiar).
Dalam bahasa masyarakat : Manusia berencana Tuhan yang menentukan”. Di
Pesantren doktrin Aswaja ini dikemukakan misalnya dalam kitab Jauhar al
Tauhid :
“Bagi kita (Aswaja) manusia terbebani oleh
kasb, dan ketahuilah bahwa ia tidak mempengaruhi tindakannya. Jadi manusia
bukanlah terpaksa dan bukan pula bebas. Namun tidak seorangpun mampu berbuat
sekehendaknya”.
Kami
contohkan :ketika kita berjalan sudah hal pasti bahwa itu merupakan hasil dari
pilihan kita,sebelum kita berjalan terselip dalam benak kita “jalan atau
diam”ini adalah pilihan dan kita memilih jalan {andaikan},menurut paham Aswaja
bahwa tuhan memberikan keleluasaan bagi kita untuk memillih jalan atau diam dan
pilihan itu merupakan kita yang memilih, secara otomatis kita akan berjalan
atau diam dan yg mewujudkan pekerjaan tersebut {diam/jalan }adalah tuhan{secara
haqiqot wujudnya sebuah pilihan dan realisainya adalah tuhan yg menentukan
mewujudkan}paham ini tidak seperti paham Qadariyah bahwa semua pilihan
dan aplikasi dari pilihan itu merupakan kita yg mewujudkan.serta tidak seperti
paham Jabariyah bahwa pilihan dan realisasinya adalah tuhan yg menentukan.
Pada sisi
lain teologi Aswaja, meskipun secara umum menempatkan naql (nash)
di atas akal (taqdim al naql ‘ala al aql), tetapi ia juga berusaha
menengahi dua kubu yang berlawanan. Yakni antara kubu rasionalis-liberal
yang diwakili oleh Mu’tazilah dan kubu tekstualis-fundamentalis yang anti
takwil yang diwakili kelompok mujassimah.
Ini misalnya muncul dalam kajian tentang teks-teks mutasyabihat. Aswaja
mengapresiasi dua katagori : salaf dan khalaf. Golongan salaf
lebih banyak menolak takwil. Mereka memaknai ayat-ayat mutasyabihat
menurut makna harfiyahnya, sementara golongan khalaf menerima takwil
sepanjang sejalan dengan kaedah-kaedah bahasa Arab dan tidak bertentangan
dengan prinsip-prinsip akidah
Islam. Dalam dimensi fiqh, Aswaja menghargai pandangan ahl al hadits
yang lebih menekankan pemahaman tekstual seperti pada umumnya mazhab Hambali di satu sisi dan pandangan ahl
al ra’yi yang menerima analogi atau qiyas, seperti pada umumnya mazhab
Hanafi pada sisi yang lain. Dalam bidang tasawuf, Aswaja berada di antara
tasawuf salafi dan tasawuf falsafi. Tasawuf Sunni mainstream
tidak menganut paham ittihad (Penyatuan Eksistensi). Tasawuf Sunni
berakhir pada akhlaq dan menghargai tradisi-tradisi masyarakat seperti ziarah
kubur, muludan, marhabanan, tahlilan dan sejenisnya.
Beberapa pandangan Aswaja di atas memperlihatkan kepada
kita ciri utama Aswaja yaitu “al tawassuth” (moderat) atau jalan tengah
dan tasamuh (toleran). Inilah yang menjadikan Aswaja dapat tetap eksis
dalam kurun waktu yang sangat panjang dan menyebar luas di berbagai belahan
dunia muslim. Pendekatan keagamaan Aswaja yang moderat tersebut dewasa ini
menjadi signifikan dalam mengatasi berbagai persoalan yang berkembang dan
terutama ketika munculnya cara-cara keberagamaan yang ekstrim atau radikal (tatharruf)
baik ekstrim kanan maupun ekstrim kiri.
Dengan begitu, maka Aswaja dapat menerima perkembangan
ilmu pengetahuan yang berbasis rasionalitas dari manapun datangnya, tetapi juga
tetap menghargai pemahaman keagamaan yang sederhana sepanjang memberikan
manfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan mereka. Inilah yang dalam tradisi NU
dikenal dengan kaedah : “al Muhafazhah ‘ala al qadim al shalih wa al Akhdz
bi al Jadid al Ashlah” (mempertahankan tradisi/pemikiran lama yang baik dan
mengadopsi tradisi atau pemikiran baru yang lebih baik (dari manapun
datangnya).
Berangkat dari paradigma Aswja tersebut maka tampak
jelas bahwa kaum Aswaja tidak mudah mengkafirkan atau mensyirikkan orang lain
hanya karena dia menggunakan takwil atas teks-teks agama. Ini tentu
berbeda dengan perilaku sebagian kelompok Islam garis keras di Indonesia dewasa
ini. Kaum Aswaja bahkan juga tidak mudah menuduh sesat (bid’ah) terhadap
mereka yang berseberangan pendapat menyangkut pengembangan tradisi masyarakat
dan pemikiran keagamaan. Dalam tradisi fiqh sikap Aswaja ini dikemukakan dalam
ucapan para ulama fiqh : “Ra’yuna shawab yahtamil al khata’ wa ra’yu
ghairina khatha yahtamil al Shawab” (pendapat kami benar meski mungkin
keliru, dan pendapat orang lain keliru tapi mungkin saja benar). Pada sisi lain
kaum Aswaja tidak sepenuhnya membiarkan berkembangnya pemahaman yang serba
menghalalkan segala cara (ibahiyyah). Untuk menjembatani kesenjangan
pemahaman antar umat, kaum Sunni mengemukakan prinsip “musyawarah” atau “syura”
untuk mencapai kesepakakan dengan damai, tanpa kekerasan.
Paradigma Aswaja di atas diyakini banyak pihak masih
memiliki relevansi untuk mengatasi problem politik umat Islam Indonesia yang
tengah berada dalam situasi yang mengkhawatirkan. Aswajalah golongan yang dapat
menjawab secara telak tuduhan
“ekstrimis” atau “teroris” yang dialamatkan kepada Islam. Hal ini karena Aswaja
tidak pernah mengenal penggunaan cara-cara radikal atau cara-cara kekerasan
atas nama atau simbol agama terhadap orang lain meski mereka berbeda aliran
keagamaan bahkan terhadap mereka yang berbeda agamanya. Aswaja juga tidak
pernah menganjurkan pengikutnya untuk memulai perang terhadap orang kafir/non
muslim. Perang dapat dijalankan hanya dalam rangka membela diri dari serangan
mereka. Jika ada kemunkaran yang terjadi dalam masyarakat, doktrin Aswaja mengajarkan
“Amar Ma’ruf Nahi Munkar”,
melalui:
1..Hikmah” (ilmu pengetahuan)
2. Mau’izhah hasanah (nasehat yang santun)
3.Mujadalah billati hiya ahsan (berdebat
dengan cara yang Baik)
Ketika tiga cara ini tidak mampu menangani, maka akan beralih pada tarap
terakhir yakni tindakan sejara fisik sesuai dan mempertimbangkan kemashlahatan
serta kebutuhan(metode terakhir ini tidak akan dipakai ketika bahaya yang
ditimbulkan lebih besar dari pada kemashlahatanya) hal ini semata-mata
untuk menegakkan keadilan,aswaja tidak akan pernah melakukan tindakan kekerasan
yang terkesan seperti golongan anarkhis (kekerasan) .
. Cara lain adalah melalui
aturan-aturan hukum yang adil dan dilaksanakan dengan konsekuen. Hukum yang
adil adalah pilar utama bagi kehidupan bersama masyarakat bangsa. Demikianlah,
maka adalah jelas Aswaja menolak cara-cara penyebaran agama dengan kekerasan
baik fisik, psikis maupun pembunuhan karakter. Dengan ungkapan lain, mereka
yang menggunakan kekerasan dalam menyebarkan agama, meski dengan
mengatasnamakan agama atau umat Islam bukan bagian dari masyarakat Aswaja. Maka
kita memang harus waspada
C.I’tiqod
Ahlussunnah Wal Jama’ah
Kesunnahan
Ziarah kubur
Hukum
berziarah kubur adalah sunnah. Terlebih lagi ke makam Rasululloh di Madinah dan
para Shahabat serta makam para ulama’ dan auliya’. Nabi bersabda :
قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم : نهيتكم عن زيارة القبور فزوروها. وفي رواية :
فزوروا القبور فإنها يذكر الموت. رواه مسلم
Artinya : Bersabda nabi Muhammad SAW :
(dulu) Saya melarang kamu sekalian untuk berziarah kubur, dan
(sekarang) berziarahlah. Dalam satu riwayat “Maka berziarahlah ke kubur,
karena ziarah itu mengingatkan kepada Mati (H. R. Muslim.)
Hukum
berdoa dengan cara tawasul adalah boleh
Hukum
bertawasul dalam pandangan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah adalah diperbolehkan. Hal
ini berdasarkan Firman Alloh QS. Al-Maidah ayat 35 :
ياأيها
الذين أمنوا اتقوا الله وابتغوا إليه الوسيلة وجاهدوا في سبيله لعلكم تفلحون
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman!
berimanlah dan bertaqwalah kamu sekalian kepada Alloh dan carilah jalan- yang
mendekatkan kepada kepadaNya- dan berjuanglah di jalan Alloh supaya kamu
sekalian menjadi beruntung”.
Serta dalam
sebuah hadits Nabi Muhammad SAW :
أن
النبي صلى الله عليه وسلم قال في دعائه : بحق نبيك والأنبياء من قبلي . رواه
الطبراني وقال حديث حسن
Artinya : ” Bahwasanya nabi Muhammad SAW
pernah berdoa dengan berkata : Dengan haq nabi-nabi Engkau dan nabi-nabi sebelumku
“. (H. R. Imam Thobroni).
Kesunnahan
tahlil
Dalam
masyarakat kita sering dibacakan tahlil yang berisi dzikir, doa-doa serta wirid
yang semuanya adalah termasuk ibadah sunnah.
Firman Alloh
SWT dalam Surat Al-Isro’ ayat 110:
قل
ادعوا الله أو ادعوا الرحمن , أياما تدعوا فله الأسماء الحسنى
Artinya : Katakanlah ! Berdoalah dengan
nama Alloh atau berdoalah dengan menyebut Al-Rohman, mana saja nama Tuhan yang
kamu sebut (itu pasti baik) dan Ia mempunyai nama-nama yang baik”.
Serta dalam
Qur’an Surat Al-Ahzab ayat 41 :
ياأيها
الذين أمنوا اذكر الله ذكرا كثيرا
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman !
berdzikirlah kamu kepada Alloh dengan sebanyak-banyaknya”.
Nabi Muhammad
SAW bersabda :
قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم : سبق المفردون, قالوا : وما المفردون يا رسول الله
؟ قال : الذاكرون الله كثيرا والذاكرات . رواه مسلم
Artinya : “ Terdahulu (masuk surga)
orang-orang “Mufarridun”. Sahabat bertanya : Siapakah Mufarridun itu Ya
Rasulalloh ?. Nabi menjawab : Yaitu orang-orang yang banyak dzikir kepada
Alloh, baik laki-laki dan wanita. ( H. R. Muslim)
Nabi Saw.
bersabda :
أفضل
الذكر لا إله إلا الله . رواه الترمذي وابن ماجه
Artinya : “ Dzikir yang paling utama
adalah kalimah La Ilaaha Illa Alloh”. (H. R. Tirmidzi dan Ibnu Majjah)
Peringatan
maulid Nabi adalah legal
Sebagai perwujudan rasa cinta dan mengagungkan terhadap
Nabi Muhammad SAW serta sebagai ungkapan rasa syukur kepada Alloh SWT yang
telah mengutus Nabi Muhammad, maka umat islam memperingati hari kelahiran Nabi
(maulid Nabi). Maulid Nabi pertama kali dilakukan pada abad III hijriyah. Di
dalamnya dibacakan kisah perjalanan hidup Nabi Muhammad, berdzikir kepada Alloh
dan bacaan sholawat serta dengan bersedekah. Hal ini adalah diperbolehkan
mengingat prinsip utama dalam peringatan maulid Nabi adalah bersyukur kepada
Alloh atas hidayah dan ‘inayahNya yang telah mengutus Nabi Agung Muhammad SAW
kepada seluruh umat manusia.
Nabi Saw.
bersabda :
من أحبني كان معي في الجنة
Artinya :”Barang siapa yang mencintai aku,
dia akan bersamaku di surga”.
Macam-macam
bid’ah
Bid’ah secara bahasa adalah : sesuatu yang
dibuat-buat yang sebelumnya tidak ada. Sedangkan menurut istilah, bid’ah adalah
mengerjakan
sesuatu yang tidak pernah dikenal (terjadi) pada masa Rasululloh SAW.
Dalam
pandangan Ahlus Sunnah Wal Jam’ah, bid’ah terbagi menjadi :
1. Bid’ah
wajibah.البدعة الواجبة
Yaitu bid’ah yang dilakukan untuk mewujudkan
hal-hal yang diwajibkan oleh syara’. Seperti mempelajari ilmu nahwu, shorof,
balaghoh, dan lain-lain. Sebab dengan ilmu inilah seseorang bisa memahami
alqur’an dan hadits Nabi secara sempurna.
2. Bid’ah
Muharromah. البدعة المحرمة
Yaitu bid’ah yang bertentangan
dengan syara’. Seperti Madzhab Jabariyyaah dan Murji’ah.
3. Bidah
Mandubah البدعة المندوبة
Yakni segala sesuatu yang baik tetapi tidak
pernah dilakukan pada masa Rasulullah SAW. Namun tidak bertentangan dengan
syar’i. Contohnya: shalat tarawih yang
dikerjakan berjamaah, mendirikan madrasah dan pesantren, manaqiban, marhabanan, dan lain sebagainya.
4. Bid’ah
Makruhah. البدعة
المكروهة
Yakni bid’ah yang dianggap kurang baik menurut
syar’i tetapi tidak sampai diharamkan. Contoh: Menghiasi masjid
5. Bid’ah Mubahah. البدعة
المباحة
Yakni bid’ah yang di perbolehkan, seperti berjabatan
tangan setelah shalat, dan memakan makanan lezat.
Berzanji
atau Diba’iyyah
Membacakan
sholawat kepada Nabi Muhammad atau yang lebih dikenal dengan bacaan Diba’iyyah
adalah termasuk Sunnah. Karena di dalamnya berisi pujian-pujian kepada Nabi
Muhammad sebagi panutan umat manusia. Juga di dalamnya berisi tentang doa-doa.
Alloh berfirman dalam QS . AL Aĥzab 56 :
إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ
يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ
وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Artinya : Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya bersholawat untuk Nabi,
wahai orang-orang yang beriman! bersolawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkan salam
peghormatan kepadanya.
Nabi Saw. bersabda :
عن
عبد الله بن مسعود أن رسول الله صلى الله
عليه وسلم قال ثم أولى الناس بي يوم القيامة أكثرهم علي صلاة رواه الترمذى[1]
Artinya
: Diriwayatkan dari Abdulloh bin Mas’ud : bahwa Rasululloh SAW bersabda :
kemudian orang yang paling utama menurut saya di hari kiamat adalah orang yang
paling banyak mengucapkan sholawat kepadaku. (H. R. Tirmidzi)
وروي عن النبي
صلى الله عليه وسلم أنه قال من صلى
علي صلاة صلى الله عليه وسلم بها عشرا
وكتب له بها عشر حسنات .رواه الترمذى
Artinya : Diriwayatkan
dari Nabi SAW, sesungguhnya Beliau bersabda : Barang siapa yang membaca
sholawat kepadaku, niscaya Alloh akan memberinya sepuluh rahmat dan menulis
baginya sepuluh kebajikan. (H. R. Tirmidzi)
Membaca dzikir setelah sholat.
Membaca
dzikir atau mengucapkan doa-doa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad adalah
perbuatan yang sunnah. Karena di dalamnya terdapat berbagai macam faedah dan
hikmah. Dzikir adalah metode dan jalan yang terbaik dalam upaya mendekatkan
diri kepada Alloh SWT. Terutama pada waktu-waktu yang mustajabah. Dan salah
satunya adalah setelah mengerjakan sholat lima
waktu.
Alloh
Swt. berfirman QS. Al-Ahzab 45 :
يأيها
الذين آمنوا اذكروا الله ذكرا كثيرا ثم وسبحوه بكرة وأصيلا
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman !
berdzikirlah kamu kepada Alloh dengan sebanyak-banyaknya”.
Nabi Muhammad Saw. bersabda :
حدثنا
داود بن رشيد حدثنا الوليد عن الأوزاعي عن أبي عمار اسمه شداد بن عبد الله عن أبي
أسماء عن ثوبان قال ثم كان رسول الله صلى
الله عليه وسلم إذا انصرف من صلاته استغفر
ثلاثا وقال اللهم أنت السلام ومنك السلام تباركت ذا الجلال والإكرام قال الوليد
فقلت للأوزاعي كيف الاستغفار قال تقول أستغفر الله أستغفر الله[2]
Artinya : “Daud
bin Rosyid bercerita kepadaku, Walid bercerita kepadaku dari Awza’I dari Abi
Ammar yang bernama Syaddad bin Abdillah dari Abi Asma’ dari Tsauban, dia
berkata : Bahwasanya Rosululloh setelah menerjkan sholat, Beliau membca
istighfar tiga kali. Dan Beliau berdoa : ya Alloh, Engkau adalah Dzat yang
memberi keselamatan, dan hanya dariMu keselamatan. Semoga Engkau selalu
diberkahi wahai Dzat yang mulya dan dimulyakan. Walid berkata, kemudian
saya berkata dari Auza’i : Bagaimanakan istighfar itu?. Dia berkata :
Adalah dengan engkau mengucapkan kalimat : Astaghfirulloh al-Adzim,
Astaghfirulloh al-Adzim”.
Hukum Do’a Qunut
Membaca
qunut hukumnya adalah termasuk kesunnahan dalam ibadah sholat. Terutama saat
sholat shubuh. Hal ini karena Nabi Muhammad selalu mengerjakan qunut ketika
shalat subuh sampai Beliau wafat. Dalam sebuah hadits diterangkan :
وعن
أنس رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم
قنت شهرا بعد الركوع
يدعو على أحياء من العرب ثم تركه متفق عليه ولأحمد والدارقطني نحوه من وجه اخر وزاد
وأما في الصبح فلم يزل يقنت حتى فارق الدنيا[3]
Artinya :
Diceritakan dari Anas RA. Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW. melakukan qunut
setelah ruku’ selama satu bulan serta Nabi mendoakan orang-orang yang masih
hidup dari kaum Arab. Kemudian Nabi meninggalkan qunut (tidak
mengerjakannya lagi). (H. R. Bukhori Muslim). Dan dari riwayatnya Imam
Ahmad dan Al-Daaruquthni hadits yang sama. Dan dalam versi yang lain, beliau
menambahkan : Adapun dalam sholat shubuh, Nabi terus menerus mengerjakan
qunut sampai Beliau meninggal dunia.
Mendoakan mayyit serta sodaqoh yang pahalanya
ditujukan kepada mayyit.
Salah
satu ajaran Nabi Muhammad adalah mendoakan kepada mayyit dengan cara memohonkan
ampun dan rohmat kepada Alloh agar supaya si mayit diberi maghfiroh dan rahmat
oleh Alloh SWT. Begitu juga dengan sodaqoh yang pahalanya ditujukan kepada
orang yang sudah wafat.
Alloh
berfirman QS. Al-Hasyr 10:
والذين جاؤوا
من بعدهم يقولون ربنا اغفر لنا ولإخواننا الذين سبقونا بالإيمان ولا تجعل
في قلوبنا غلا للذين آمنوا ربنا إنك رؤوف رحيم
Artinya : “Dan orang-orang yang dating sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa : Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami, dan saudara-saudara kami
yang telah beriman lebih dulu daripada kami, dan janganlah Engkau membiarkan
kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan Kami,
sesungguhnya Engkau Maha Penyantun Lagi Maha Penyayang”
Dalam sebuah hadits diterangkan :
عن
عائشة أن رجلا أتى النبي صلى الله عليه
وسلم فقال ثم يا رسول الله إن أمي افتلتت نفسها ولم توص وأظنها لو تكلمت تصدقت
أفلها أجر إن تصدقت عنها قال نعم (صحيح المسلم الجزء 2 ص 696 )
Artinya : Diceritakan oleh ‘Aisyah, sesungguhnya seorang laki-laki
dating kepada Nabi SAW. Kemudian dia berkata : wahai Rosululloh, ibu saya
mendadak meninggal dunia, dan dia tidak berwasiat. Saya menyangka andaikata dia
berucap maka dia akan bersodaqoh. Apakah dia akan mendapatkan pahala jika saya
bersodaqoh atas namanya? Rosululloh bersabda : Ya. [4]
þ Pujian-pujian setelah adzan.
Adalah
hal yang sunnah membaca pujian-pujian dan doa-doa yang dilaksanakan setelah
adzan. Terutama pujian-pujian yang berupa sholawat. Meskipun hal tersebut
adalah tergolong bid’ah, akan tetapi termasuk dalam golongan bid’ah hasanah. Dalam sebuah kitab diterangkan :
إن
الصلاة على النبى صلى الله عليه وسلم عقب الاذان سنة بلا خلاف عند جميع المسلمين
لقوله صلى الله عليه وسلم إذا سمعتم النداء فقولوا مثل ما يقول المؤذن روه المسلم وتصح باى صيغة كانت وينبغى السلام
مع الصلاة لقوله تعالى صلوا عليه وسلموا تسليما ويعتبر ذلك على
ما قاله بعض الحفاظ من المحدثين الآتى بيانهم هو فى حد ذاته بدعة حسنة وقد
حدثت سنة (781 )كما قاله ابن العابدين
Artinya : Sesungguhnya sholawat kepada Nabi SAW setelah adzan
hukumnya adalah sunnah tanpa ada perten-tangan anatara ulama’ menurut semua
umat islam. Hal ini berdasarkan sabda nabi : bila kamu sekalian mendengar suara
adzan maka ucapkanlah sebagai-mana apa yang diucapkan muadzin. (H. R. Muslim).
Dan sholawat ini boleh dengan berbagai macam bentuk (shighot) yang ada. Dan
hendaknya mengucapkan salam besertaan mengucapkan sholawat kepada Nabi karena Firman Alloh : Ucapkanlah Sholawat
kepada Nabi dan ucapkan salam kepadanya. Keterangan ini berpedoman kepada
ungkapan sebagian huffadz dari para ahli hadits dalam uraian akan datang, bahwa
doa-doa ini pada dasarnya adalah tergolong bid’ah hasanah. Dan kemudian menjadi
sebuah kesunnahan, sebagaimana pendapat Ibnu ‘Abidin.[5]
.
BAB II
AQIDAH ISLAMIYYAH
Aqidah
Islamiyyah adalah segala macam perkara yang harus diyakini oleh setiap umat
islam. Sedangkan pengertian Islam adalah pengakuan dengan lisan serta
membenarkan dengan sepenuh hati bahwa semua ajaran Nabi Muhammad SAW. adalah
haq dan benar. Adapun rukun Aqidah Islamiyyah (rukun iman) ada 6 (enam) :
1. Iman kepada Alloh SWT.
2. Iman kepada para malaikat Alloh SWT.
3. Iman kepada kitab-kitab Alloh SWT.
4. Iman kepada para Rasul Alloh SWT.
5. Iman kepada Hari Akhir
6. Iman kepada Qodlo’ dan Qadar
A. Iman kepada Alloh SWT.
Iman
kepada Alloh SWT. artinya beri’tiqod dan meyakini bahwa Alloh SWT. adalah Dzat
yang memilki sifat-sifat sempurna dan disucikan dari segala macam sifat-sifat
kurang. Secara terperinci, sifat wajib bagi Alloh SWT. ada 20 (dua puluh) dan
sifat mustahil bagi Alloh SWT ada 20 (dua puluh) serta sifat jaiz bagi Alloh
SWT. ada 1 (satu).
Sifat-sifat
wajib bagi Alloh adalah :
NO
|
SIFAT WAJIB
|
ARTI
|
01
|
Wujud
|
|
02
|
Qidam
|
Dahulu
|
03
|
Baqo’
|
Kekal abadi
|
04
|
Mukholafah lil Hawadits
|
Berbeda dengan makhluk
|
05
|
Qiyamuhu bi Nafsihi
|
Berdiri sendiri
|
06
|
Wahdaniyah
|
Esa, Tunggal
|
07
|
Qudroh
|
Kuasa
|
08
|
Irodah
|
Berkehendak
|
09
|
Ilmu
|
Mengetahui
|
10
|
Hayat
|
Hidup
|
11
|
Sama’
|
Mendengar
|
12
|
Bashor
|
Melihat
|
13
|
Kalam
|
Berfirman
|
14
|
Kaunuhu Qodiron
|
KeberadaanNya Kuasa
|
15
|
Kaunuhu Muridan
|
KeberadaanNya Berkehendak
|
16
|
Kaunuhu ‘Aliman
|
KeberadaanNya Mengetahui
|
17
|
Kaunuhu Hayyan
|
KeberadaanNya hidup
|
18
|
Kaunuhu Sami’an
|
KeberadaanNya Mendengar
|
19
|
Kaunuhu Bashiron
|
KeberadaanNya Melihat
|
20
|
Kaunuhu Mutakalliman
|
KeberadaanNya Berfirman
|
Sifat-sifat mustahil bagi Alloh SWT. adalah :
NO
|
SIFAT MUSTAHIL
|
ARTI
|
01
|
‘Adam
|
Tidak ada
|
02
|
Huduts
|
Baru
|
03
|
Fana’
|
Rusak
|
04
|
Mumatsalah lil Hawadits
|
Menyamai pada makhluk
|
05
|
Ihtiyaj li Ghoyrihi
|
Membutuhkan yang lain
|
06
|
Ta’addud
|
Tidak Esa
|
07
|
‘Ajzun
|
Lemah
|
08
|
Karohatun
|
Terpaksa
|
09
|
Jahlun
|
Bodoh
|
10
|
Mawtun
|
Mati
|
11
|
Shomamun
|
Tuli
|
12
|
Umyun
|
Buta
|
13
|
Bukmun
|
Bisu
|
14
|
Kaunuhu ‘Ajizan
|
KeberadaanNya Lemah
|
15
|
Kaunuhu Karihan
|
KeberadaanNya Terpaksa
|
16
|
Kaunuhu Jahilan
|
KeberadaanNya Bodoh
|
17
|
Kaunuhu Mayyitan
|
KeberadaanNya Mati
|
18
|
Kaunuhu Ashommun
|
KeberadaanNya Tuli
|
19
|
Kaunuhu A’ma
|
KeberadaanNya Buta
|
20
|
Kaunuhu Abkamun
|
KeberadaanNya Bisu
|
Sedangkan
sifat jaiz bagi Alloh SWT. adalah :
NO
|
SIFAT JAIZ
|
ARTI
|
01
|
Fi’lul Mumkinat aw Tarkuhu
|
Melakukan hal-hal yang mungkin atau
meninggalkannya
|
B.
C. Iman
pada Malaikat Alloh
Malaikat
adalah makhluq yang diciptakan Alloh SWT. dari cahaya. Mereka merupakan hamba
Alloh SWT. yang selalu tunduk atas segala perintahNya dan menjauhi segala
laranganNya.
NO
|
NAMA MALAIKAT
|
TUGAS
|
01
|
Jibril
|
Menurunkan wahyu
|
02
|
Mikail
|
Mengatur rizqi
|
03
|
Izroil
|
Mencabut nyawa
|
04
|
Isrofil
|
Meniup terompet
|
05
|
Roqib
|
Mencatat amal
|
06
|
‘Atid
|
Mencatat amal
|
07
|
Munkar
|
Menanyai orang yang telah mati di alam kubur
|
08
|
Nakir
|
Menanyai orang yang telah mati di alam kubur
|
09
|
Malik
|
Menjaga neraka
|
10
|
Ridhwan
|
Menjaga surga
|
D. Iman
kepada kitab-kitab Alloh SWT.
Iman kepada
kitab Alloh artinya mempercayai bahwa Alloh SWT. menurunkan kitab-kitab suci
kepada para nabiNya yang di dalamnya terkandung segala perintah, larangan, janji-janji serta semua ancaman-Nya.
Kitab-kitab Alloh SWT. tersebut ada 4
(empat) :
No
|
Nama kitab
|
Diturunkan
kepada
|
01
|
Al Taurot
|
Nabi
|
02
|
Al Zabur
|
Nabi
|
03
|
Al Injil
|
Nabi Isa
Al-Masih
|
04
|
Al Qur-an
|
Nabi
Muhammad SAW.
|
Dan setelah
diturunkannya Al Qur-an kepada nabi Muhammad SAW., maka tidak ada lagi kitab
suci yang diturunkan Alloh SWT. Karena
disamping Nabi Muhammad SAW. adalah Nabi yang paling akhir, kitab suci Al
Qur-an juga merupakan kitab suci yang terakhir.
E.
Iman kepada
para rasul Alloh SWT.
Iman kepada
para utusan Alloh SWT. artinya mempercayai bahwa Alloh SWT. mengutus
para rasulNya sebagai perwujudan rahmat dan anugerah Alloh kepada seluruh umat
manusia. Adapun tugas para utusan Alloh SWT. adalah
mengajak umat manusia berbuat kebaikan dan menjauhi segala larangan Alloh SWT.,
mengajarkan tentang nilai-nilai keislaman dan keimanan demi kemaslahatan di
dunia dan akhirat serta mengangkat harkat martabat manusia guna meraih derajat
yang mulya di sisi-Nya. Para nabi yang wajib diimani ada 25 (dua puluh lima ) :
No
|
Nama Nabi
|
No
|
Nama Nabi
|
No
|
Nama Nabi
|
1.
|
Adam
As.
|
10.
|
Ya’qub
As.
|
19.
|
Ilyas
As.
|
2.
|
Idris
As.
|
11.
|
Yusuf
As.
|
20.
|
Ilyasa’
As.
|
3.
|
Nuh
As.
|
12.
|
Ayyub As.
|
21.
|
Yunus
As.
|
4.
|
Hud
As.
|
13.
|
Syu’aib As.
|
22.
|
Zakariya As.
|
5.
|
Sholeh
As.
|
14.
|
Musa
As.
|
23.
|
Yahya
As.
|
6.
|
Ibrohim As.
|
15.
|
Harun
As.
|
24.
|
‘Isa
As.
|
7.
|
Luth
As.
|
16.
|
Dzul Kifli As.
|
25.
|
Muhammad SAW.
|
8.
|
Isma’il
As.
|
17.
|
Daud
As.
|
||
9.
|
Ishaq
As.
|
18.
|
Sulaiman As.
|
Adapun
sifat-sifat wajib bagi para Rasul dan sifat mustahilnya masing-masing ada 4
(empat) :
No
|
Sifat Wajib
|
Arti
|
No
|
Sifat Mustahil
|
Arti
|
1
|
Shiddiq
|
Jujur
|
1
|
Kadzib
|
Bohong
|
2
|
Amanah
|
Dipercaya
|
2
|
Khiyanat
|
Khianat
|
3
|
Tabligh
|
Menyampaikan
|
3
|
Kitman
|
Menyimpan
|
4
|
Fathonah
|
Pintar
|
4
|
Baladah
|
Dungu
|
F. Iman
kepada hari akhir.
Hari akhir
atau hari qiyamat adalah hari dimana berakhirnya seluruh kehidupan di alam
dunia ini, dan setelahnya dibangkitkan para manusia dari kuburnya guna
berkumpul di padang
mahsyar untuk dihisab (dihitung) oleh Alloh SWT. segala amal perbuatannya.
Setiap umat Islam wajib mempercayai bahwa makhluk pasti akan mati. Dan di alam
kubur mereka akan ditanyai oleh malaikat munkar dan nakir. Barang siapa yang
amal perbuatannya baik, di alam kubur akan mendapatkan nikmat. Sebaliknya, yang
amal perbuatannya buruk, di alam kubur akan mendapatkan siksa.
Setelah
datangnya Hari Qiyamat, segenap makhluk akan dibangunkan dari alam kubur
sebagaimana ketika masih di dunia. Mereka semua berkumpul di padang mahsyar guna menanti hisab (perhitungan) di Mizan
(timbangan amal). Masing-masing makhluk menerima buku catatan amalnya, baik
dengan tangan kanan, tangan kiri maupun dari belakang. Setelah selesai dihisab,
tiap manusia harus melewati Shiroth (jembatan yang dibentangkan di atas
neraka). Orang-orang mukmin akan masuk surga
dan orang-orang kafir akan masuk neraka.
G. Iman
kepada Qodho’ dan Qodar
Iman kepada Qodho’
dan Qodar artinya kita mempercayai bahwa seluruh perbuatan manusia serta
segala perkara dan kejadian di dunia ini, baik yang bersifat umum maupun
terperinci semuanya adalah atas kehendak Alloh SWT. dan telah ditetapkan pada zaman
‘azali. Segala perbuatan baik dan buruk yang dilakukan manusia merupakan
kehendak Alloh SWT. Akan tetapi, manusia diberi akal oleh Alloh SWT. sehingga
mereka bisa membedakan antara nilai kebaikan dan kejelekan. Oleh karena itu,
Alloh SWT. memberi pahala atas kebajikan yang telah dilakukan dan mengancam
dengan siksaan atas perbuatan dosa yang dilakukan.
PERBEDAAN PRINSIPIL
I’TIQAD AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH
DAN
FIRQAH-FIRQAH LAIN
I’tiqad Ahlussunnah Wal Jama’ah
|
I’tiqad Firqah lainnya
|
||
1.
Syi’ah
|
|||
1.
|
Khalifah
yang pertama Sayyidina Abu Bakar, kedua Sayyidina Umar, ketiga Sayyidina
Ustman bin ‘Affan Rda, keempat Sayyidina ‘Ali bin Abi Thalib Karramallohu
Wajhah
|
1.
|
Ketiga-tiganya
terkutuk karena merampas Khalifah dari tangan Sayyidina ‘Ali Kw. Imam yang
pertama adalah Sayyidina ‘Ali SAW.
|
2.
|
Khalifah
boleh diangkat dengan musyawarah Ahlul halli wal ‘aqdi
|
2.
|
Imam
harus ditunjuk oleh Nabi Muhammad SAW. dengan wasiat
|
3.
|
Khalifah
orang biasa, tidak ma’shum, dan tidak menerima wahyu
|
3.
|
Khalifah
masih menerima wahyu dan juga ma’shum
|
4.
|
Tidak
mempercayai adanya Khalifah ghaib
|
4.
|
Percaya
adanya Khalifah ghaib yang akan keluar akhir zaman
|
5.
|
Kepercayaan
kepada Khalifah bukan rukun iman
|
5.
|
Percaya
kepada Imam salah satu adalah rukun iman
|
6.
|
Kitab
kedua adalah kitab Hadist Bukhari
|
6.
|
Kitab
kedua adalah kitab Al Kafi karangan Ya’qub al Kullni
|
7.
|
Mushhaf
yang sah adalah Mushhaf Ustman
|
7.
|
Mushhaf
yang sah adalah Mushhaf ‘Ali
|
8.
|
Arti
“Ahli Bait” adalah famili-famili, termasuk istri Nabi
|
8.
|
Arti
“Ahli Bait” hanyalah keturunan “Ali dengan Siti Fatimah
|
9.
|
Tidak
menganut faham “Wahdatul Wujud” (serba Tuhan)
|
9.
|
Menganut
faham “Wahdatul Wujud” (serba Tuhan)
|
10.
|
Islam
sudah cukup pada waktu Nabi Muhammad SAW. wafat
|
10.
|
Islam
belum cukup ketika itu, karena masih ada wahyu-wahyu Ilahi untuk Imam-imam
Syi’ah
|
11.
|
“Taqiyah” (menyembunyikan paham) bukan rukun iman
|
11.
|
“Taqiyah” (menyembunyikan paham) juga salah satu rukun
iman
|
12.
|
“Raj;ah” (kembalinya Nabi Muhammad SAW. beserta para
Khulafa-ur Rasyidin dan para Sahabat lainnya ke dunia sesudah lahirnya Imam
Mahdi) tidak ada
|
12
|
Mempercayai
adanya “Raj;ah” (kembalinya Nabi Muhammad SAW. beserta para Khulafa-ur
Rasyidin dan para Sahabat lainnya ke dunia sesudah lahirnya Imam Mahdi)
|
13.
|
Dan
lain-lain
|
13.
|
Dan
lain-lain
|
2. Khawarij
|
|||
1.
|
Khalifah
‘Ali Kw. sah sesudah “tahkim”
|
1.
|
Khalifah
‘Ali Kw. tidak sah sesudah “tahkim”
|
2.
|
Siti
‘Aisyah Rda. Adalah Ummul Mu’minin yang dihormati sampai wafatnya
|
2.
|
Siti
‘Aisyah terkutuk sebab melakukan “peperangan Jamal” melawan ‘Ali Kw.
|
3.
|
Sekalian
orang yang membantah I’tiqadnya belum tentu kafir
|
3.
|
Sekalian
orang yang membantahnya, kafir, halal darahnya
|
4.
|
Ibadat
bukan rukun iman
|
4.
|
Ibadat
rukun iman
|
5.
|
5.
|
Sekalian
dosa, adalah besar tidak ada yang kecil atau yang besar
|
|
6.
|
Anak-anak
orang kafir yang mati kecil tidak masuk neraka
|
6.
|
Anak-anak
orang kafir yang mati kecil masuk neraka
|
7.
|
Dan
lain-lain
|
7.
|
Dan
lain-lain
|
3. Murjiah
|
|||
1.
|
Rukun
iman ada 6
|
1.
|
Rukun iman hanya mengenal Tuhan dan Rasul-rasulNya
|
2.
|
Berbuat
dosa itu haram, walaupun sudah beriman
|
2.
|
Berbuat
dosa tidak apa-apa, kalau sudah mengenal Tuhan dan RasulNya
|
3.
|
Orang
yag bersalah harus dihukum di dunia ini
|
3.
|
Orang
yag bersalah harus ditangguhkan sampai ke muka Tuhan
|
4.
|
Dan
lain-lain
|
4.
|
Dan
lain-lain
|
4. Mu’tazilah
|
|||
1.
|
Buruk
dan baik ditentukan oleh Allah SWT. dalam al Qur-an dan Sunnah Rasul
|
1.
|
Buruk
dan baik ditentukan oleh akal manusia
|
2.
|
Al
Qur-an dan Hadist di atas akal
|
2.
|
Al
Qur-an dan Hadist di bawah akal
|
3.
|
Al
Qur-an adalah Kalam Allah SWT. yang Qadim
|
3.
|
Al
Qur-an adalah makhluk sama dengan makhluk yang banyak
|
4.
|
Tuhan
boleh dilihat apalagi dalam surga
|
4.
|
Tuhan
tidak bisa dan tidak boleh dilihat walaupun dalam surga
|
5.
|
Mi’raj
Nabi dengan roh dan tubuh
|
5.
|
Mi’raj Nabi dengan tubuh dan roh tidak masuk akal. Mi’raj
hanya mimpi
|
6.
|
Pekerjaan
manusia dijadikan Tuhan
|
6.
|
Pekerjaan
manusia dijadikan manusia
|
7.
|
‘Arsy dan Kursi ada
|
7.
|
‘Arsy dan Kursi tidak ada
|
8.
|
8.
|
Malaikat
Kiraman Katibin tidak ada
|
|
9.
|
Surga
dan Neraka kekal selama-lamanya
|
9.
|
Surga
dan Neraka tidak kekal
|
10.
|
Timbangan
di akhirat ada
|
10.
|
Timbangan
di akhirat tidak ada
|
11.
|
Hisab
di akhirat ada
|
11.
|
Hisab
di akhirat tak ada
|
12.
|
Titian
Shirathal Mustaqim ada
|
12.
|
Titian
Shirathal Mustaqim tidak ada
|
13.
|
Kolam
Kaustar ada
|
13.
|
Kolam
Kaustar tidak ada
|
14.
|
Syafa’at
ada
|
14.
|
Syafa’at
tidak ada
|
15.
|
Siksa
kubur ada
|
15.
|
Siksa
kubur tidak ada
|
16.
|
Tuhan
tidak diwajibkan membuat yang baik atau yang lebih baik
|
16.
|
Tuhan
wajib (mesti) membuat yang baik atau yang lebih baik
|
17.
|
Tuhan
mempunyai sifat
|
17.
|
Tuhan
tidak mempunyai sifat. Ia mendengar dengan Dzat-Nya. Ia melihat dengan
Dzat-Nya
|
18.
|
Terdapat mu’jizat Nabi Muhammad SAW. selain al Qur-an
seperti air keluar dari anak jari beliau
|
18.
|
Tidak
ada mu’jizat Nabi selain al Qur-an
|
19.
|
Keramat-keramat
wali ada, dan orang-orang shaleh ada
|
19.
|
Keramat-keramat
tidak ada
|
20.
|
Menjauhkan
diri dari mencaci maki Shahabat-shahabat Nabi
|
20.
|
Lancang
mulut mencaci maki Shahabat-shahabat Nabi yang dianggapnya berbuat salah
|
21.
|
Orang mukmin yang wafat dalam membuat dosa besar bukan
kafir dan tidak kekal dalam neraka
|
21.
|
Orang
mukmin yang wafat dalam membuat dosa besar adalah kafir, kekal dalam neraka
|
22.
|
Tidak
ada tempat yang lain di akhirat selain surga dan neraka
|
22.
|
|
23.
|
Surga
dan neraka sudah tersedia dari sekarang
|
23.
|
Surga
dan neraka belum tersedia dari sekarang
|
24.
|
Dan
lain-lain
|
24.
|
Dan
lain-lain
|
5. Qadariyah
|
|||
1.
|
Perbuatan
manusia dijadikan oleh Tuhan
|
1.
|
Perbuatan
manusia dijadikan oleh manusia
|
2.
|
Dan
lain-lain
|
2.
|
Dan
lain-lain
|
6. Jabariyah
|
|||
1.
|
1.
|
Tidak
ada ikhtiar atau usaha dari manusia, semuanya dari Tuhan
|
|
2.
|
Iman
harus diakui dalam hati dan di-iqrarkan dengan lisan
|
2.
|
Iman
dalam hati saja
|
3.
|
Dan
lain-lain
|
3.
|
Dan
lain-lain
|
7. Najariyah
|
|||
1.
|
Tuhan
punya sifat
|
1.
|
Tuhan
tidak mempunyai sifat
|
2.
|
Mukmin
yang berbuat dosa belum pasti masuk neraka
|
2.
|
Mukmin
yang berdosa pasti masuk neraka
|
3.
|
Tuhan
bisa dilihat
|
3.
|
Tuhan
tidak bisa dilihat
|
4.
|
Dan
lain-lain
|
4.
|
Dan
lain-lain
|
8. Kaum Musyabbihah
|
|||
1.
|
Tuhan tidak bermuka dan
bertangan seperti manusia
|
1.
|
Tuhan bermuka dan bertangan
|
2.
|
Tuhan tidak duduk bersela di
atas ‘Asyr
|
2.
|
Tuhan duduk bersela di atas ‘Asyr
|
3.
|
Tuhan bukan di atas langit
|
3.
|
Tuhan di atas langit
|
4.
|
Tuhan Allah tidak bertubuh
serupa (Nur)
|
4.
|
Tuhan Allah bertubuh serupa
Nur
|
5.
|
Dan lain-lain
|
5.
|
Dan lain-lain
|
9. Ibnu Taimiyah
|
|||
1.
|
Tuhan
tidak duduk bersela di atas ‘Asry
|
1.
|
Tuhan
duduk bersela di atas ‘Asry serupa duduknya Ibnu Taimiyah
|
2.
|
Tuhan
tidak turun dari langit pada separuh terakhir dari malam
|
2.
|
Tuhan
turun dari langit pada separuh terakhir dari malam serupa turunnya Ibnu
Taimiyah dari mimbar
|
3.
|
Berjalan
ziarah ke makam Nabi di Madinah adalah perjalanan ibadah
|
3.
|
Berjalan
ziarah ke makam Nabi di Madinah adalah perjalanan makshiat
|
4.
|
Do’a
bertawasshul adalah sunah
|
4.
|
Do’a
bertawasshul adalah syirik
|
5.
|
Thariqat-thariqat
Shufiyah adalah thariqat yang baik sesuai dengan sunnah Nabi
|
5.
|
Thariqat-thariqat
Shufiyah adalah bid’ah dan haram
|
6.
|
Dan
lain-lain
|
6.
|
Dan
lain-lain
|
10. Wahabi
|
|||
1.
|
Berdo’a
bertawashul adalah menurut sunah
|
1.
|
Berdo’a
bertawashul adalah syirik
|
2.
|
Perjalan
dengan maksud ziarah adalah sunah
|
2.
|
Perjalanan
dengan maksud ziarah adalah perjalanan makshiat
|
3.
|
Kubah
di atas kubur boleh, apalagi di atas kubur Nabi dan Ulama
|
3.
|
Kubah
di atas kubur haram
|
4.
|
Menghisap rokok makruh
|
4.
|
Menghisap
rokok haram
|
5.
|
Dan
lain-lain
|
5.
|
Dan
lain-lain
|
11. Bahaiyah
|
|||
1.
|
Agama
Islam, agama Nasrani, agama Yahudi, masing-masing ada
|
1.
|
Agama
Islam, agama Nasrani, agama Yahudi, harus disatukan karena semuanya dari
Tuhan
|
2.
|
Paham
“Wahdatul Wujud” (serba Tuhan) paham
sesat
|
2.
|
Paham
“Wahdatul Wujud” (serba Tuhan) paham
yang benar
|
3.
|
Rasulullah
adalah manusia biasa
|
3.
|
Rasulullah
manifestasi (perwujudan) Tuhan
|
4.
|
Dan
lain-lain
|
4.
|
Dan
lain-lain
|
12. Ahmadiyah
|
|||
1.
|
Nabi
Muhammad SAW. adalah Nabi yang paling terakhir
|
1.
|
Mirza
Ghulam Ahmad adalah nabi yang paling akhir
|
2.
|
Akan
datang di akhir zaman, ‘Isa al Masih bin Maryam
|
2.
|
Mirza
Ghulam Ahmad adalah ‘Isa al Masih yang dijanjikan itu
|
3.
|
Syari’at
Islam sudah sempurna ketika Nabi Muhammad SAW. wafat
|
3.
|
Syari’at Islam belum sempurna, tetapi disempurkan oleh
syari’at Mirza Ghulam Ahmad
|
4.
|
Dan
lain-lain
|
4.
|
Dan
lain-lain
|
* * * * *
Referensi / Daftar Pustaka
1. Al-Qur’an al-Karim.
2. Shahih Muslim, Abu al-Husain
Muslim bin Hajjaj al-Qusyairi al-Naisaburi. Dar el-Ihya’ Al-‘Arabi Beirut.
3. Sunan Tirmidzi, Abu Isa Muhammad
bin Isa al-Tirmidzi al-Salami. Dar El- Ihya Al-Arabi Beirut.
4. Bulugh al-Maram, Abu Fadl Ahmad
bin ‘Ali bin Muhammad al-Kanani al-‘Asqalani, Dar el-Kutub Beirut .
5. Jawahir al-Kalamiyyah, Syeikh
Thahir bin Sholeh al-Jazairi, Al-Miftah Surabaya.
6. I’anah al-Thalibin, Abu Bakar
Sayyid al-Bakri bin Sayyid Muhammad Syatho al-Dimyathi, Dar el-Fikr Beirut .
7. I’tiqod Ahli Sunnah Wal Jama’ah,
KH. Sirajuddin Abbas. Pustaka Tarbiyah, Jakarta .
8. Tanwir al-Qulub, Syeikh Muhammad
Amin Al-Kurdi Al-Irbili, Dar El-Fikr Beirut .
9. Qawa’id al-Ahkam Fi Mashalih al-Anam, Abu Muhammad Izzuddin
Abdul Aziz bin Abdul Salam al-Salami. Dar el-kutub Al-Alamiyah Beirut
10.Ihya ulumuddin, Hujjatul Islam Abu Hamid
Al-Ghazali
11.Al-Mausu’ah al-Yusufiyyah,
No comments:
Post a Comment