Friday, 22 January 2016

MENGENAL ASWAJA

BAB I
AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH

A.Pengertian dan sekilas tentang Ahlussunnah Wal Jama’ah

Secara bahasa Ahli Sunnah artinya penganut sunnah Nabi SAW. Dan Wal Jama’ah artinya penganut golongan para Shahabat Nabi SAW.
Secara umum Ahlussunnah Wal Jama’ah adalah kaum yang mempunyai I’tiqod dan keyakinan yang menganut seluruh ajaran Nabi Muhammad SAW. serta para Shahabatnya
Terma Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja) pada awalnya memiliki konotasi sebagai paham teologis  (Kalam) dalam Islam yang dirumuskan pertama kali oleh Imam Abu Hasan al Asy’ari (w. 324 H/936 M) dan Abu Manshur al Maturidi (w.333 H/944 M)  Dalam perkembangan sejarahnya kemudian istilah tersebut mencakup paham keagamaan dalam dimensi yang lebih luas, meliputi dimensi Islam eksoteris : hukum atau fiqh dan dimensi esoteris (akhlaq, tasawuf). Dalam aspek hukum Aswaja menganut system yang dirumuskan para pendiri mazhab besar terutama : Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali. Sementara dalam aspek tasawuf-akhlaq menganut aturan-aturan yang disusun oleh Abu Hamid al Ghazali dan Abu Qasim al Junaidi.

Adapun dalam bidang hukum fiqih, Ahlussunnah menganut 4 (empat) madzhab :
1.    Nu’man bin Tsabit / Imam Abu Hanifah. Beliau lahir pada tahun 80 H dan wafat 150 H
2.    Malik bin Anas / Imam Malik. Beliau lahir pada tahun 93 H dan wafat 179 H
3.    Muhammad bin Idris / Imam Syafi’I. Beliau lahir pada tahun 150 H dan wafat 204 H
4.    Ahmad bin Hanbal / Imam Hanbali. Beliau lahir pada tahun 164 H dan wafat 241 H.

Adapun dalam bidang tashawwuf, Ahlus Sunnah menganut:
1.    Syeikh Abu Yazid Al-Busthomi
2.    Syeikh Abdul Kholiq Al-Ghujdawani
3.    Sayyid Muhammad Baha’uddin Al-Naqsyabandi
4.    Syeikh Ahmad Al-Faruq Al-Sarahandi
5.    Syeikh Al-Junaid Al-Baghdadi
6.    Hujjatul Islam Abu Hamid Al-Ghazali
7.    Ma’ruf Al-Karkhi
8.    Sayyid Abdul Qodir Al-Jailani.

Semua I’tiqid Ahlussunnah Wal Jama’ah adalah bersumber dari ajaran Nabi Saw., para shahabat dari para ulama salafus sholeh.
Dalam agama Islam banyak sekali terdapat golongan dan faham-faham Aqidah. Dan hal ini sebagaimana disabdakan Nabi :

فإنه من يعش منكم من بعدي فسيرى اختلافا كثيرا فعليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين تمسكوا بها وعضوا عليها بالنواجذ.رواه أبو داود

Artinya : “Maka bahwasnya siapa yang hidup (lama) di anatara kamu, pasti akan melihat perselisihan (faham) yang banyak. Ketika itu berpegang teguhlah pada Sunnahku dan sunnah Khulafa’ur Rosyidin yang mendapatkan hidayah. Pegang teguhlah hal itu dan gigitlah dengan gerahangmu.” (H.R. Abu Daud)

والذي نفس محمد بيده لتفترق أمتي على ثلاث وسبعين فرقة فواحدة فى الجنة وثنتان وسبعون فى النلر قيل : من هم يا رسول الله ؟ قال : هم أهل السنة والجماعة . رواه الطبراني

Artinya : “ Demi Tuhan yang memegang jiwa Muhammad di tanganNya, akan bercerai-berai umatku sebanyak 73 Golongan. Yang satu masuk sorga dan yang 72 golongan masuk neraka”. Bertanya para Shahabat : “ Siapakah golongan yang masuk surga itu, wahai Rasululloh ?”. Nabi Menjawab : “Mereka adalah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah”. (H. R. Imam Thobroni)

Kesimpulannya, bahwa faham Ahlus Sunnah Wal Jama’ah adalah faham yang selaras dan sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW dan para Sahabatnya.

B.Aswaja Diantara Dua Kutub Ekstrimitas
Melihat sejarah awal pembentukannya, sistem doktrin Aswaja, lahir dalam kerangka merespon perkembangan pemikiran umat Islam pada masanya yang cenderung telah bersifat ekstrim baik kanan maupun kiri terutama dalam persoalan ilmu Kalam. Asy’ari dan Maturidi hadir untuk menengahi kedua pikiran ekstrim itu. Misalnya ekstrimitas antara golongan Qadariyah dan Jabariyah dalam soal kebebasan tindakan manusia, dan antara golongan rasionalis-liberal dan konservatif tekstual tentang sifat-sifat Tuhan. Dua tema inilah yang paling krusial dalam perdebatan dalam Kalam.

Dalam soal kebebasan bertindak (af’al al ‘ibad) golongan Qadariyah mempercayai kebebasan manusia. Tuhan menurut mereka telah memberikan kemampuan kepada manusia untuk bertindak bebas dan karena itu ia harus bertanggungjawab atas akibat-akibatnya. Sementara golongan Jabariyah meyakini bahwa manusia tidak bebas. Seluruh tindakan manusia sudah ditentukan dan diatur Tuhan. Jadi tindakan manusia adalah keterpaksaan (majbur) bagaikan kapas yang ditiup angin. Asy’ari dan Maturidi menengahi keduanya melalui teori “kasb” (perolehan). Menurut teori ini perbuatan manusia tidak dilakukan dalam keadaan bebas tetapi juga tidak dalam keterpaksaan. Perbuatan manusia tetap ditentukan Tuhan tetapi manusia diberikan hak untuk memilih (ikhtiar). Dalam bahasa masyarakat : Manusia berencana Tuhan yang menentukan”. Di Pesantren doktrin Aswaja ini dikemukakan misalnya dalam kitab Jauhar al Tauhid :

 “Bagi kita (Aswaja) manusia terbebani oleh kasb, dan ketahuilah bahwa ia tidak mempengaruhi tindakannya. Jadi manusia bukanlah terpaksa dan bukan pula bebas. Namun tidak seorangpun mampu berbuat sekehendaknya”.
Kami contohkan :ketika kita berjalan sudah hal pasti bahwa itu merupakan hasil dari pilihan kita,sebelum kita berjalan terselip dalam benak kita “jalan atau diam”ini adalah pilihan dan kita memilih jalan {andaikan},menurut paham Aswaja bahwa tuhan memberikan keleluasaan bagi kita untuk memillih jalan atau diam dan pilihan itu merupakan kita yang memilih, secara otomatis kita akan berjalan atau diam dan yg mewujudkan pekerjaan tersebut {diam/jalan }adalah tuhan{secara haqiqot wujudnya sebuah pilihan dan realisainya adalah tuhan yg menentukan mewujudkan}paham ini tidak seperti paham Qadariyah bahwa semua pilihan dan aplikasi dari pilihan itu merupakan kita yg mewujudkan.serta tidak seperti paham Jabariyah bahwa pilihan dan realisasinya adalah tuhan yg menentukan.

Pada sisi lain teologi Aswaja, meskipun secara umum menempatkan naql (nash) di atas akal (taqdim al naql ‘ala al aql), tetapi ia juga berusaha menengahi dua kubu yang berlawanan. Yakni antara kubu rasionalis-liberal yang diwakili oleh Mu’tazilah dan kubu tekstualis-fundamentalis yang anti takwil yang diwakili  kelompok mujassimah. Ini misalnya muncul dalam kajian tentang teks-teks mutasyabihat. Aswaja mengapresiasi dua katagori : salaf dan khalaf. Golongan salaf lebih banyak menolak takwil. Mereka memaknai ayat-ayat mutasyabihat menurut makna harfiyahnya, sementara golongan khalaf menerima takwil sepanjang sejalan dengan kaedah-kaedah bahasa Arab dan tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip akidah Islam. Dalam dimensi fiqh, Aswaja menghargai pandangan ahl al hadits yang lebih menekankan pemahaman tekstual seperti pada umumnya mazhab Hambali di satu sisi dan pandangan ahl al ra’yi yang menerima analogi atau qiyas, seperti pada umumnya mazhab Hanafi pada sisi yang lain. Dalam bidang tasawuf, Aswaja berada di antara tasawuf salafi dan tasawuf falsafi. Tasawuf Sunni mainstream tidak menganut paham ittihad (Penyatuan Eksistensi). Tasawuf Sunni berakhir pada akhlaq dan menghargai tradisi-tradisi masyarakat seperti ziarah kubur, muludan, marhabanan, tahlilan dan sejenisnya.

Beberapa pandangan Aswaja di atas memperlihatkan kepada kita ciri utama Aswaja yaitu “al tawassuth” (moderat) atau jalan tengah dan tasamuh (toleran). Inilah yang menjadikan Aswaja dapat tetap eksis dalam kurun waktu yang sangat panjang dan menyebar luas di berbagai belahan dunia muslim. Pendekatan keagamaan Aswaja yang moderat tersebut dewasa ini menjadi signifikan dalam mengatasi berbagai persoalan yang berkembang dan terutama ketika munculnya cara-cara keberagamaan yang ekstrim atau radikal (tatharruf) baik ekstrim kanan maupun ekstrim kiri.

Dengan begitu, maka Aswaja dapat menerima perkembangan ilmu pengetahuan yang berbasis rasionalitas dari manapun datangnya, tetapi juga tetap menghargai pemahaman keagamaan yang sederhana sepanjang memberikan manfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan mereka. Inilah yang dalam tradisi NU dikenal dengan kaedah : “al Muhafazhah ‘ala al qadim al shalih wa al Akhdz bi al Jadid al Ashlah” (mempertahankan tradisi/pemikiran lama yang baik dan mengadopsi tradisi atau pemikiran baru yang lebih baik (dari manapun datangnya).

Berangkat dari paradigma Aswja tersebut maka tampak jelas bahwa kaum Aswaja tidak mudah mengkafirkan atau mensyirikkan orang lain hanya karena dia menggunakan takwil atas teks-teks agama. Ini tentu berbeda dengan perilaku sebagian kelompok Islam garis keras di Indonesia dewasa ini. Kaum Aswaja bahkan juga tidak mudah menuduh sesat (bid’ah) terhadap mereka yang berseberangan pendapat menyangkut pengembangan tradisi masyarakat dan pemikiran keagamaan. Dalam tradisi fiqh sikap Aswaja ini dikemukakan dalam ucapan para ulama fiqh : “Ra’yuna shawab yahtamil al khata’ wa ra’yu ghairina khatha yahtamil al Shawab” (pendapat kami benar meski mungkin keliru, dan pendapat orang lain keliru tapi mungkin saja benar). Pada sisi lain kaum Aswaja tidak sepenuhnya membiarkan berkembangnya pemahaman yang serba menghalalkan segala cara (ibahiyyah). Untuk menjembatani kesenjangan pemahaman antar umat, kaum Sunni mengemukakan prinsip “musyawarah” atau “syura” untuk mencapai kesepakakan dengan damai, tanpa kekerasan. 

Paradigma Aswaja di atas diyakini banyak pihak masih memiliki relevansi untuk mengatasi problem politik umat Islam Indonesia yang tengah berada dalam situasi yang mengkhawatirkan. Aswajalah golongan yang dapat menjawab secara telak  tuduhan “ekstrimis” atau “teroris” yang dialamatkan kepada Islam. Hal ini karena Aswaja tidak pernah mengenal penggunaan cara-cara radikal atau cara-cara kekerasan atas nama atau simbol agama terhadap orang lain meski mereka berbeda aliran keagamaan bahkan terhadap mereka yang berbeda agamanya. Aswaja juga tidak pernah menganjurkan pengikutnya untuk memulai perang terhadap orang kafir/non muslim. Perang dapat dijalankan hanya dalam rangka membela diri dari serangan mereka. Jika ada kemunkaran yang terjadi dalam masyarakat, doktrin Aswaja mengajarkan “Amar Ma’ruf Nahi Munkar”,  melalui:          
1..Hikmah (ilmu pengetahuan)
2. Mau’izhah hasanah (nasehat yang santun)
3.Mujadalah billati hiya ahsan (berdebat dengan cara yang Baik)
Ketika tiga cara ini tidak mampu menangani, maka akan beralih pada tarap terakhir yakni tindakan sejara fisik sesuai dan mempertimbangkan kemashlahatan serta kebutuhan(metode terakhir ini tidak akan dipakai ketika bahaya yang ditimbulkan lebih besar dari pada kemashlahatanya) hal ini semata-mata untuk menegakkan keadilan,aswaja tidak akan pernah melakukan tindakan kekerasan yang terkesan seperti golongan anarkhis (kekerasan) .
                                            
.       Cara lain adalah melalui aturan-aturan hukum yang adil dan dilaksanakan dengan konsekuen. Hukum yang adil adalah pilar utama bagi kehidupan bersama masyarakat bangsa. Demikianlah, maka adalah jelas Aswaja menolak cara-cara penyebaran agama dengan kekerasan baik fisik, psikis maupun pembunuhan karakter. Dengan ungkapan lain, mereka yang menggunakan kekerasan dalam menyebarkan agama, meski dengan mengatasnamakan agama atau umat Islam bukan bagian dari masyarakat Aswaja. Maka kita memang harus waspada


C.I’tiqod Ahlussunnah Wal Jama’ah

 Kesunnahan Ziarah kubur
Hukum berziarah kubur adalah sunnah. Terlebih lagi ke makam Rasululloh di Madinah dan para Shahabat serta makam para ulama’ dan auliya’. Nabi bersabda :

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : نهيتكم عن زيارة القبور فزوروها. وفي رواية : فزوروا القبور فإنها يذكر الموت. رواه مسلم
Artinya : Bersabda nabi Muhammad SAW : (dulu) Saya melarang kamu sekalian untuk berziarah kubur, dan (sekarang) berziarahlah. Dalam satu riwayat “Maka berziarahlah ke kubur, karena ziarah itu mengingatkan kepada Mati (H. R. Muslim.)

Hukum berdoa dengan cara tawasul adalah boleh
Hukum bertawasul dalam pandangan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah adalah diperbolehkan. Hal ini berdasarkan Firman Alloh QS. Al-Maidah ayat 35 :

ياأيها الذين أمنوا اتقوا الله وابتغوا إليه الوسيلة وجاهدوا في سبيله لعلكم تفلحون
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman! berimanlah dan bertaqwalah kamu sekalian kepada Alloh dan carilah jalan- yang mendekatkan kepada kepadaNya- dan berjuanglah di jalan Alloh supaya kamu sekalian menjadi beruntung”.

Serta dalam sebuah hadits Nabi Muhammad SAW :

أن النبي صلى الله عليه وسلم قال في دعائه : بحق نبيك والأنبياء من قبلي . رواه الطبراني وقال حديث حسن
Artinya : ” Bahwasanya nabi Muhammad SAW pernah berdoa dengan berkata : Dengan haq nabi-nabi Engkau dan nabi-nabi sebelumku “. (H. R. Imam Thobroni).

Kesunnahan tahlil
Dalam masyarakat kita sering dibacakan tahlil yang berisi dzikir, doa-doa serta wirid yang semuanya adalah termasuk ibadah sunnah.
Firman Alloh SWT dalam Surat Al-Isro’ ayat 110:

قل ادعوا الله أو ادعوا الرحمن , أياما تدعوا فله الأسماء الحسنى
Artinya : Katakanlah ! Berdoalah dengan nama Alloh atau berdoalah dengan menyebut Al-Rohman, mana saja nama Tuhan yang kamu sebut (itu pasti baik) dan Ia mempunyai nama-nama yang baik”.

Serta dalam Qur’an Surat Al-Ahzab ayat 41 :
ياأيها الذين أمنوا اذكر الله ذكرا كثيرا
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman ! berdzikirlah kamu kepada Alloh dengan sebanyak-banyaknya”.

Nabi Muhammad SAW bersabda :
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : سبق المفردون, قالوا : وما المفردون يا رسول الله ؟ قال : الذاكرون الله كثيرا والذاكرات . رواه مسلم
Artinya : “ Terdahulu (masuk surga) orang-orang “Mufarridun”. Sahabat bertanya : Siapakah Mufarridun itu Ya Rasulalloh ?. Nabi menjawab : Yaitu orang-orang yang banyak dzikir kepada Alloh, baik laki-laki dan wanita. ( H. R. Muslim)

Nabi Saw. bersabda :
أفضل الذكر لا إله إلا الله . رواه الترمذي وابن ماجه

Artinya : “ Dzikir yang paling utama adalah kalimah La Ilaaha Illa Alloh”. (H. R. Tirmidzi dan Ibnu Majjah)

  Peringatan maulid Nabi adalah legal
Sebagai perwujudan rasa cinta dan mengagungkan terhadap Nabi Muhammad SAW serta sebagai ungkapan rasa syukur kepada Alloh SWT yang telah mengutus Nabi Muhammad, maka umat islam memperingati hari kelahiran Nabi (maulid Nabi). Maulid Nabi pertama kali dilakukan pada abad III hijriyah. Di dalamnya dibacakan kisah perjalanan hidup Nabi Muhammad, berdzikir kepada Alloh dan bacaan sholawat serta dengan bersedekah. Hal ini adalah diperbolehkan mengingat prinsip utama dalam peringatan maulid Nabi adalah bersyukur kepada Alloh atas hidayah dan ‘inayahNya yang telah mengutus Nabi Agung Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia.

Nabi Saw. bersabda :
من أحبني كان معي في الجنة
Artinya :”Barang siapa yang mencintai aku, dia akan bersamaku di surga”. 

Macam-macam bid’ah  
Bid’ah secara bahasa adalah : sesuatu yang dibuat-buat yang sebelumnya tidak ada. Sedangkan menurut istilah, bid’ah adalah mengerjakan sesuatu yang tidak pernah dikenal (terjadi) pada masa Rasululloh SAW.
Dalam pandangan Ahlus Sunnah Wal Jam’ah, bid’ah terbagi menjadi :
1.    Bid’ah wajibah.البدعة الواجبة   
Yaitu bid’ah yang dilakukan untuk mewujudkan hal-hal yang diwajibkan oleh syara’. Seperti mempelajari ilmu nahwu, shorof, balaghoh, dan lain-lain. Sebab dengan ilmu inilah seseorang bisa memahami alqur’an dan hadits Nabi secara sempurna.
2.     Bid’ah Muharromah. البدعة المحرمة
Yaitu bid’ah yang bertentangan dengan syara’. Seperti Madzhab Jabariyyaah dan Murji’ah.
3.    Bidah Mandubah البدعة المندوبة
 Yakni segala sesuatu yang baik tetapi tidak pernah dilakukan pada masa Rasulullah SAW. Namun tidak bertentangan dengan syar’i. Contohnya: shalat tarawih yang dikerjakan berjamaah, mendirikan madrasah dan pesantren, manaqiban,  marhabanan, dan lain sebagainya.
4.     Bid’ah Makruhah. البدعة المكروهة
Yakni bid’ah yang dianggap kurang baik menurut syar’i tetapi tidak sampai diharamkan. Contoh: Menghiasi masjid
5.    Bid’ah Mubahah. البدعة المباحة
Yakni bid’ah yang di perbolehkan, seperti berjabatan tangan setelah shalat, dan memakan makanan lezat.

Berzanji atau Diba’iyyah
Membacakan sholawat kepada Nabi Muhammad atau yang lebih dikenal dengan bacaan Diba’iyyah adalah termasuk Sunnah. Karena di dalamnya berisi pujian-pujian kepada Nabi Muhammad sebagi panutan umat manusia. Juga di dalamnya berisi tentang doa-doa.
Alloh berfirman dalam QS . AL Aĥzab 56 :

إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Artinya : Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya bersholawat untuk Nabi, wahai orang-orang yang beriman! bersolawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkan salam peghormatan kepadanya.

Nabi Saw. bersabda :
عن عبد الله بن مسعود أن رسول الله  صلى الله عليه وسلم  قال ثم   أولى الناس  بي يوم القيامة أكثرهم علي صلاة رواه الترمذى[1]
Artinya : Diriwayatkan dari Abdulloh bin Mas’ud : bahwa Rasululloh SAW bersabda : kemudian orang yang paling utama menurut saya di hari kiamat adalah orang yang paling banyak mengucapkan sholawat kepadaku. (H. R. Tirmidzi)
 وروي عن النبي  صلى الله عليه وسلم  أنه قال من صلى علي صلاة  صلى الله عليه وسلم بها عشرا وكتب له بها عشر حسنات .رواه الترمذى
Artinya : Diriwayatkan dari Nabi SAW, sesungguhnya Beliau bersabda : Barang siapa yang membaca sholawat kepadaku, niscaya Alloh akan memberinya sepuluh rahmat dan menulis baginya sepuluh kebajikan. (H. R. Tirmidzi)

Membaca dzikir setelah sholat.
Membaca dzikir atau mengucapkan doa-doa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad adalah perbuatan yang sunnah. Karena di dalamnya terdapat berbagai macam faedah dan hikmah. Dzikir adalah metode dan jalan yang terbaik dalam upaya mendekatkan diri kepada Alloh SWT. Terutama pada waktu-waktu yang mustajabah. Dan salah satunya adalah setelah mengerjakan sholat lima waktu.
Alloh Swt. berfirman QS. Al-Ahzab 45 :
يأيها الذين آمنوا اذكروا الله   ذكرا كثيرا  ثم وسبحوه بكرة وأصيلا
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman ! berdzikirlah kamu kepada Alloh dengan sebanyak-banyaknya”.

Nabi Muhammad Saw. bersabda :
حدثنا داود بن رشيد حدثنا الوليد عن الأوزاعي عن أبي عمار اسمه شداد بن عبد الله عن أبي أسماء عن ثوبان قال ثم كان رسول الله  صلى الله عليه وسلم  إذا انصرف من صلاته استغفر ثلاثا وقال اللهم أنت السلام ومنك السلام تباركت ذا الجلال والإكرام قال الوليد فقلت للأوزاعي كيف الاستغفار قال تقول أستغفر الله أستغفر الله[2]
Artinya : “Daud bin Rosyid bercerita kepadaku, Walid bercerita kepadaku dari Awza’I dari Abi Ammar yang bernama Syaddad bin Abdillah dari Abi Asma’ dari Tsauban, dia berkata : Bahwasanya Rosululloh setelah menerjkan sholat, Beliau membca istighfar tiga kali. Dan Beliau berdoa : ya Alloh, Engkau adalah Dzat yang memberi keselamatan, dan hanya dariMu keselamatan. Semoga Engkau selalu diberkahi wahai Dzat yang mulya dan dimulyakan. Walid berkata, kemudian saya berkata dari Auza’i : Bagaimanakan istighfar itu?. Dia berkata : Adalah dengan engkau mengucapkan kalimat : Astaghfirulloh al-Adzim, Astaghfirulloh al-Adzim”.

  Hukum Do’a Qunut
Membaca qunut hukumnya adalah termasuk kesunnahan dalam ibadah sholat. Terutama saat sholat shubuh. Hal ini karena Nabi Muhammad selalu mengerjakan qunut ketika shalat subuh sampai Beliau wafat. Dalam sebuah hadits diterangkan :
وعن أنس رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم   قنت شهرا  بعد الركوع  يدعو على أحياء من العرب ثم تركه متفق عليه      ولأحمد والدارقطني نحوه من وجه اخر وزاد وأما في الصبح فلم يزل يقنت حتى فارق الدنيا[3] 
Artinya : Diceritakan dari Anas RA. Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW. melakukan qunut setelah ruku’ selama satu bulan serta Nabi mendoakan orang-orang yang masih hidup dari kaum Arab. Kemudian Nabi meninggalkan qunut (tidak mengerjakannya lagi). (H. R. Bukhori Muslim). Dan dari riwayatnya Imam Ahmad dan Al-Daaruquthni hadits yang sama. Dan dalam versi yang lain, beliau menambahkan : Adapun dalam sholat shubuh, Nabi terus menerus mengerjakan qunut sampai Beliau meninggal dunia.
    
   Mendoakan mayyit serta sodaqoh yang pahalanya ditujukan kepada mayyit.
Salah satu ajaran Nabi Muhammad adalah mendoakan kepada mayyit dengan cara memohonkan ampun dan rohmat kepada Alloh agar supaya si mayit diberi maghfiroh dan rahmat oleh Alloh SWT. Begitu juga dengan sodaqoh yang pahalanya ditujukan kepada orang yang sudah wafat.
Alloh berfirman QS. Al-Hasyr 10:
والذين  جاؤوا  من بعدهم يقولون ربنا اغفر لنا ولإخواننا الذين سبقونا بالإيمان ولا تجعل في قلوبنا غلا للذين آمنوا ربنا إنك رؤوف رحيم
Artinya : “Dan orang-orang yang dating sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa : Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami, dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu daripada kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan Kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun Lagi Maha Penyayang”

Dalam sebuah hadits diterangkan :
عن عائشة أن رجلا أتى النبي  صلى الله عليه وسلم فقال ثم يا رسول الله إن أمي افتلتت نفسها ولم توص وأظنها لو تكلمت تصدقت أفلها أجر إن تصدقت عنها قال نعم (صحيح المسلم  الجزء 2 ص  696 ) 
Artinya : Diceritakan oleh ‘Aisyah, sesungguhnya seorang laki-laki dating kepada Nabi SAW. Kemudian dia berkata : wahai Rosululloh, ibu saya mendadak meninggal dunia, dan dia tidak berwasiat. Saya menyangka andaikata dia berucap maka dia akan bersodaqoh. Apakah dia akan mendapatkan pahala jika saya bersodaqoh atas namanya? Rosululloh bersabda : Ya. [4]

þ  Pujian-pujian setelah adzan.
Adalah hal yang sunnah membaca pujian-pujian dan doa-doa yang dilaksanakan setelah adzan. Terutama pujian-pujian yang berupa sholawat. Meskipun hal tersebut adalah tergolong bid’ah, akan tetapi termasuk dalam golongan bid’ah hasanah. Dalam sebuah kitab diterangkan :
إن الصلاة على النبى صلى الله عليه وسلم عقب الاذان سنة بلا خلاف عند جميع المسلمين لقوله صلى الله عليه وسلم إذا سمعتم   النداء  فقولوا مثل ما يقول المؤذن  روه المسلم وتصح باى صيغة كانت وينبغى السلام مع الصلاة لقوله تعالى صلوا عليه وسلموا تسليما  ويعتبر ذلك على ما قاله بعض الحفاظ من المحدثين الآتى بيانهم هو فى حد ذاته  بدعة حسنة وقد حدثت سنة (781 )كما قاله ابن العابدين
Artinya : Sesungguhnya sholawat kepada Nabi SAW setelah adzan hukumnya adalah sunnah tanpa ada perten-tangan anatara ulama’ menurut semua umat islam. Hal ini berdasarkan sabda nabi : bila kamu sekalian mendengar suara adzan maka ucapkanlah sebagai-mana apa yang diucapkan muadzin. (H. R. Muslim). Dan sholawat ini boleh dengan berbagai macam bentuk (shighot) yang ada. Dan hendaknya mengucapkan salam besertaan mengucapkan sholawat kepada Nabi karena Firman Alloh : Ucapkanlah Sholawat kepada Nabi dan ucapkan salam kepadanya. Keterangan ini berpedoman kepada ungkapan sebagian huffadz dari para ahli hadits dalam uraian akan datang, bahwa doa-doa ini pada dasarnya adalah tergolong bid’ah hasanah. Dan kemudian menjadi sebuah kesunnahan, sebagaimana pendapat Ibnu ‘Abidin.[5] 
.


BAB II
AQIDAH ISLAMIYYAH

          Aqidah Islamiyyah adalah segala macam perkara yang harus diyakini oleh setiap umat islam. Sedangkan pengertian Islam adalah pengakuan dengan lisan serta membenarkan dengan sepenuh hati bahwa semua ajaran Nabi Muhammad SAW. adalah haq dan benar. Adapun rukun Aqidah Islamiyyah (rukun iman) ada 6 (enam) :
1. Iman kepada Alloh SWT.
2. Iman kepada para malaikat Alloh SWT.
3. Iman kepada kitab-kitab Alloh SWT.
4. Iman kepada para Rasul Alloh SWT.
5. Iman kepada Hari Akhir
6. Iman kepada Qodlo’ dan Qadar

A.  Iman kepada Alloh SWT.
          Iman kepada Alloh SWT. artinya beri’tiqod dan meyakini bahwa Alloh SWT. adalah Dzat yang memilki sifat-sifat sempurna dan disucikan dari segala macam sifat-sifat kurang. Secara terperinci, sifat wajib bagi Alloh SWT. ada 20 (dua puluh) dan sifat mustahil bagi Alloh SWT ada 20 (dua puluh) serta sifat jaiz bagi Alloh SWT. ada 1 (satu).

          Sifat-sifat wajib bagi Alloh adalah :
NO
SIFAT WAJIB
ARTI
01
Wujud
Ada
02
Qidam
Dahulu
03
Baqo’
Kekal abadi
04
Mukholafah lil Hawadits
Berbeda dengan makhluk
05
Qiyamuhu bi Nafsihi
Berdiri sendiri
06
Wahdaniyah
Esa, Tunggal
07
Qudroh
Kuasa
08
Irodah
Berkehendak
09
Ilmu
Mengetahui
10
Hayat
Hidup
11
Sama’
Mendengar
12
Bashor
Melihat
13
Kalam
Berfirman
14
Kaunuhu Qodiron
KeberadaanNya Kuasa
15
Kaunuhu Muridan
KeberadaanNya Berkehendak
16
Kaunuhu ‘Aliman
KeberadaanNya Mengetahui
17
Kaunuhu Hayyan
KeberadaanNya hidup
18
Kaunuhu Sami’an
KeberadaanNya Mendengar
19
Kaunuhu Bashiron
KeberadaanNya Melihat
20
Kaunuhu Mutakalliman
KeberadaanNya Berfirman


Sifat-sifat mustahil bagi Alloh SWT. adalah :

NO
SIFAT MUSTAHIL
ARTI
01
‘Adam
Tidak ada
02
Huduts
Baru
03
Fana’
Rusak
04
Mumatsalah lil Hawadits
Menyamai pada makhluk
05
Ihtiyaj li Ghoyrihi
Membutuhkan yang lain
06
Ta’addud
Tidak Esa
07
‘Ajzun
Lemah
08
Karohatun
Terpaksa
09
Jahlun
Bodoh
10
Mawtun
Mati
11
Shomamun
Tuli
12
Umyun
Buta
13
Bukmun
Bisu
14
Kaunuhu ‘Ajizan
KeberadaanNya Lemah
15
Kaunuhu Karihan
KeberadaanNya Terpaksa
16
Kaunuhu Jahilan
KeberadaanNya Bodoh
17
Kaunuhu Mayyitan
KeberadaanNya Mati
18
Kaunuhu Ashommun
KeberadaanNya Tuli
19
Kaunuhu A’ma
KeberadaanNya Buta
20
Kaunuhu Abkamun
KeberadaanNya Bisu


Sedangkan sifat jaiz bagi Alloh SWT. adalah :

NO
SIFAT JAIZ
ARTI
01
Fi’lul Mumkinat aw Tarkuhu
Melakukan hal-hal yang mungkin atau meninggalkannya

B.             

C.  Iman pada Malaikat Alloh

          Malaikat adalah makhluq yang diciptakan Alloh SWT. dari cahaya. Mereka merupakan hamba Alloh SWT. yang selalu tunduk atas segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya.
Para malaikat yang wajib diketahui ada 10 (sepuluh) :

NO
NAMA MALAIKAT
TUGAS
01
Jibril
Menurunkan wahyu
02
Mikail
Mengatur rizqi
03
Izroil
Mencabut nyawa
04
Isrofil
Meniup terompet
05
Roqib
Mencatat amal
06
‘Atid
Mencatat amal
07
Munkar
Menanyai orang yang telah mati di alam kubur
08
Nakir
Menanyai orang yang telah mati di alam kubur
09
Malik
Menjaga neraka
10
Ridhwan
Menjaga surga

 


D.  Iman kepada kitab-kitab Alloh SWT.

Iman kepada kitab Alloh artinya mempercayai bahwa Alloh SWT. menurunkan kitab-kitab suci kepada para nabiNya yang di dalamnya terkandung segala perintah, larangan, janji-janji serta semua ancaman-Nya. Kitab-kitab Alloh SWT. tersebut ada 4 (empat) :

No
Nama kitab
Diturunkan kepada
01
Al Taurot
Nabi Musa AS
02
Al Zabur
Nabi Dawud AS
03
Al Injil
Nabi Isa Al-Masih
04
Al Qur-an
Nabi Muhammad SAW.
Dan setelah diturunkannya Al Qur-an kepada nabi Muhammad SAW., maka tidak ada lagi kitab suci yang diturunkan Alloh SWT. Karena disamping Nabi Muhammad SAW. adalah Nabi yang paling akhir, kitab suci Al Qur-an juga merupakan kitab suci yang terakhir.

E.   Iman kepada para rasul Alloh SWT.
Iman kepada para utusan Alloh SWT. artinya mempercayai bahwa Alloh SWT. mengutus para rasulNya sebagai perwujudan rahmat dan anugerah Alloh kepada seluruh umat manusia. Adapun tugas para utusan Alloh SWT. adalah mengajak umat manusia berbuat kebaikan dan menjauhi segala larangan Alloh SWT., mengajarkan tentang nilai-nilai keislaman dan keimanan demi kemaslahatan di dunia dan akhirat serta mengangkat harkat martabat manusia guna meraih derajat yang mulya di sisi-Nya. Para nabi yang wajib diimani ada 25 (dua puluh lima) :

No
Nama Nabi
No
Nama Nabi
No
Nama Nabi
1.
Adam As.
10.
Ya’qub As.
19.
Ilyas As.
2.
Idris As.
11.
Yusuf As.
20.
Ilyasa’ As.
3.
Nuh As.
12.
Ayyub As.
21.
Yunus As.
4.
Hud As.
13.
Syu’aib As.
22.
Zakariya As.
5.
Sholeh As.
14.
Musa As.
23.
Yahya As.
6.
Ibrohim As.
15.
Harun As.
24.
‘Isa As.
7.
Luth As.
16.
Dzul Kifli As.
25.
Muhammad SAW.
8.
Isma’il As.
17.
Daud As.


9.
Ishaq As.
18.
Sulaiman As.



Adapun sifat-sifat wajib bagi para Rasul dan sifat mustahilnya masing-masing ada 4 (empat) :

No
Sifat Wajib
Arti
No
Sifat Mustahil
Arti
1
Shiddiq
Jujur
1
Kadzib
Bohong
2
Amanah
Dipercaya
2
Khiyanat
Khianat
3
Tabligh
Menyampaikan
3
Kitman
Menyimpan
4
Fathonah
Pintar
4
Baladah
Dungu

F.  Iman kepada hari akhir.
Hari akhir atau hari qiyamat adalah hari dimana berakhirnya seluruh kehidupan di alam dunia ini, dan setelahnya dibangkitkan para manusia dari kuburnya guna berkumpul di padang mahsyar untuk dihisab (dihitung) oleh Alloh SWT. segala amal perbuatannya. Setiap umat Islam wajib mempercayai bahwa makhluk pasti akan mati. Dan di alam kubur mereka akan ditanyai oleh malaikat munkar dan nakir. Barang siapa yang amal perbuatannya baik, di alam kubur akan mendapatkan nikmat. Sebaliknya, yang amal perbuatannya buruk, di alam kubur akan mendapatkan siksa.
Setelah datangnya Hari Qiyamat, segenap makhluk akan dibangunkan dari alam kubur sebagaimana ketika masih di dunia. Mereka semua berkumpul di padang mahsyar guna menanti hisab (perhitungan) di Mizan (timbangan amal). Masing-masing makhluk menerima buku catatan amalnya, baik dengan tangan kanan, tangan kiri maupun dari belakang. Setelah selesai dihisab, tiap manusia harus melewati Shiroth (jembatan yang dibentangkan di atas neraka). Orang-orang mukmin akan masuk surga dan orang-orang kafir akan masuk neraka.

G.  Iman kepada Qodho’ dan Qodar
Iman kepada Qodho’ dan Qodar artinya kita mempercayai bahwa seluruh perbuatan manusia serta segala perkara dan kejadian di dunia ini, baik yang bersifat umum maupun terperinci semuanya adalah atas kehendak Alloh SWT. dan telah ditetapkan pada zaman ‘azali. Segala perbuatan baik dan buruk yang dilakukan manusia merupakan kehendak Alloh SWT. Akan tetapi, manusia diberi akal oleh Alloh SWT. sehingga mereka bisa membedakan antara nilai kebaikan dan kejelekan. Oleh karena itu, Alloh SWT. memberi pahala atas kebajikan yang telah dilakukan dan mengancam dengan siksaan atas perbuatan dosa yang dilakukan.

PERBEDAAN PRINSIPIL

I’TIQAD AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH

DAN FIRQAH-FIRQAH LAIN

I’tiqad Ahlussunnah Wal Jama’ah
I’tiqad Firqah lainnya

1. Syi’ah

1.
Khalifah yang pertama Sayyidina Abu Bakar, kedua Sayyidina Umar, ketiga Sayyidina Ustman bin ‘Affan Rda, keempat Sayyidina ‘Ali bin Abi Thalib Karramallohu Wajhah
1.
Ketiga-tiganya terkutuk karena merampas Khalifah dari tangan Sayyidina ‘Ali Kw. Imam yang pertama adalah Sayyidina ‘Ali SAW.
2.
Khalifah boleh diangkat dengan musyawarah Ahlul halli wal ‘aqdi
2.
Imam harus ditunjuk oleh Nabi Muhammad SAW. dengan wasiat
3.
Khalifah orang biasa, tidak ma’shum, dan tidak menerima wahyu
3.
Khalifah masih menerima wahyu dan juga ma’shum
4.
Tidak mempercayai adanya Khalifah ghaib
4.
Percaya adanya Khalifah ghaib yang akan keluar akhir zaman
5.
Kepercayaan kepada Khalifah bukan rukun iman
5.
Percaya kepada Imam salah satu adalah rukun iman
6.
Kitab kedua adalah kitab Hadist Bukhari
6.
Kitab kedua adalah kitab Al Kafi karangan Ya’qub al Kullni
7.
Mushhaf yang sah adalah Mushhaf Ustman
7.
Mushhaf yang sah adalah Mushhaf ‘Ali
8.
Arti “Ahli Bait” adalah famili-famili, termasuk istri Nabi
8.
Arti “Ahli Bait” hanyalah keturunan “Ali dengan Siti Fatimah
9.
Tidak menganut faham “Wahdatul Wujud” (serba Tuhan)
9.
Menganut faham “Wahdatul Wujud” (serba Tuhan)
10.
Islam sudah cukup pada waktu Nabi Muhammad SAW. wafat
10.
Islam belum cukup ketika itu, karena masih ada wahyu-wahyu Ilahi untuk Imam-imam Syi’ah
11.
“Taqiyah” (menyembunyikan paham) bukan rukun iman
11.
“Taqiyah” (menyembunyikan paham) juga salah satu rukun iman
12.
“Raj;ah” (kembalinya Nabi Muhammad SAW. beserta para Khulafa-ur Rasyidin dan para Sahabat lainnya ke dunia sesudah lahirnya Imam Mahdi) tidak ada
12
Mempercayai adanya “Raj;ah” (kembalinya Nabi Muhammad SAW. beserta para Khulafa-ur Rasyidin dan para Sahabat lainnya ke dunia sesudah lahirnya Imam Mahdi)
13.
Dan lain-lain
13.
Dan lain-lain
2. Khawarij
1.
Khalifah ‘Ali Kw. sah sesudah “tahkim”
1.
Khalifah ‘Ali Kw. tidak sah sesudah “tahkim”
2.
Siti ‘Aisyah Rda. Adalah Ummul Mu’minin yang dihormati sampai wafatnya
2.
Siti ‘Aisyah terkutuk sebab melakukan “peperangan Jamal” melawan ‘Ali Kw.
3.
Sekalian orang yang membantah I’tiqadnya belum tentu kafir
3.
Sekalian orang yang membantahnya, kafir, halal darahnya
4.
Ibadat bukan rukun iman
4.
Ibadat rukun iman
5.
Ada dosa kecil dan dosa besar
5.
Sekalian dosa, adalah besar tidak ada yang kecil atau yang besar
6.
Anak-anak orang kafir yang mati kecil tidak masuk neraka
6.
Anak-anak orang kafir yang mati kecil masuk neraka
7.
Dan lain-lain
7.
Dan lain-lain
3. Murjiah
1.
Rukun iman ada 6
1.
Rukun iman hanya mengenal Tuhan dan Rasul-rasulNya
2.
Berbuat dosa itu haram, walaupun sudah beriman
2.
Berbuat dosa tidak apa-apa, kalau sudah mengenal Tuhan dan RasulNya
3.
Orang yag bersalah harus dihukum di dunia ini
3.
Orang yag bersalah harus ditangguhkan sampai ke muka Tuhan
4.
Dan lain-lain
4.
Dan lain-lain
4. Mu’tazilah
1.
Buruk dan baik ditentukan oleh Allah SWT. dalam al Qur-an dan Sunnah Rasul
1.
Buruk dan baik ditentukan oleh akal manusia
2.
Al Qur-an dan Hadist di atas akal
2.
Al Qur-an dan Hadist di bawah akal
3.
Al Qur-an adalah Kalam Allah SWT. yang Qadim
3.
Al Qur-an adalah makhluk sama dengan makhluk yang banyak
4.
Tuhan boleh dilihat apalagi dalam surga
4.
Tuhan tidak bisa dan tidak boleh dilihat walaupun dalam surga
5.
Mi’raj Nabi dengan roh dan tubuh
5.
Mi’raj Nabi dengan tubuh dan roh tidak masuk akal. Mi’raj hanya mimpi
6.
Pekerjaan manusia dijadikan Tuhan
6.
Pekerjaan manusia dijadikan manusia
7.
‘Arsy dan Kursi ada
7.
‘Arsy dan Kursi tidak ada
8.
Ada Malaikat Kiraman Katibin
8.
Malaikat Kiraman Katibin tidak ada
9.
Surga dan Neraka kekal selama-lamanya
9.
Surga dan Neraka tidak kekal
10.
Timbangan di akhirat ada
10.
Timbangan di akhirat tidak ada
11.
Hisab di akhirat ada
11.
Hisab di akhirat tak ada
12.
Titian Shirathal Mustaqim ada
12.
Titian Shirathal Mustaqim  tidak ada
13.
Kolam Kaustar ada
13.
Kolam Kaustar tidak ada
14.
Syafa’at ada
14.
Syafa’at tidak ada
15.
Siksa kubur ada
15.
Siksa kubur tidak ada
16.
Tuhan tidak diwajibkan membuat yang baik atau yang lebih baik
16.
Tuhan wajib (mesti) membuat yang baik atau yang lebih baik
17.
Tuhan mempunyai sifat
17.
Tuhan tidak mempunyai sifat. Ia mendengar dengan Dzat-Nya. Ia melihat dengan Dzat-Nya
18.
Terdapat mu’jizat Nabi Muhammad SAW. selain al Qur-an seperti air keluar dari anak jari beliau
18.
Tidak ada mu’jizat Nabi selain al Qur-an
19.
Keramat-keramat wali ada, dan orang-orang shaleh ada
19.
Keramat-keramat tidak ada
20.
Menjauhkan diri dari mencaci maki Shahabat-shahabat Nabi
20.
Lancang mulut mencaci maki Shahabat-shahabat Nabi yang dianggapnya berbuat salah
21.
Orang mukmin yang wafat dalam membuat dosa besar bukan kafir dan tidak kekal dalam neraka
21.
Orang mukmin yang wafat dalam membuat dosa besar adalah kafir, kekal dalam neraka
22.
Tidak ada tempat yang lain di akhirat selain surga dan neraka
22.
Ada tempat yang lain di akhirat selain surga dan neraka, yang dinamai “Mamzilah bainal Manzilatain” (tempat diantara 2 tempat)
23.
Surga dan neraka sudah tersedia dari sekarang
23.
Surga dan neraka belum tersedia dari sekarang
24.
Dan lain-lain
24.
Dan lain-lain
5. Qadariyah
1.
Perbuatan manusia dijadikan oleh Tuhan
1.
Perbuatan manusia dijadikan oleh manusia
2.
Dan lain-lain
2.
Dan lain-lain
6. Jabariyah
1.
Ada ikhtiar atau usaha dari manusia
1.
Tidak ada ikhtiar atau usaha dari manusia, semuanya dari Tuhan
2.
Iman harus diakui dalam hati dan di-iqrarkan dengan lisan
2.
Iman dalam hati saja
3.
Dan lain-lain
3.
Dan lain-lain
7. Najariyah
1.
Tuhan punya sifat
1.
Tuhan tidak mempunyai sifat
2.
Mukmin yang berbuat dosa belum pasti masuk neraka
2.
Mukmin yang berdosa pasti masuk neraka
3.
Tuhan bisa dilihat
3.
Tuhan tidak bisa dilihat
4.
Dan lain-lain
4.
Dan lain-lain
8. Kaum Musyabbihah
1.
Tuhan tidak bermuka dan bertangan seperti manusia
1.
Tuhan bermuka dan bertangan
2.
Tuhan tidak duduk bersela di atas ‘Asyr
2.
Tuhan duduk bersela di atas ‘Asyr
3.
Tuhan bukan di atas langit
3.
Tuhan di atas langit
4.
Tuhan Allah tidak bertubuh serupa (Nur)
4.
Tuhan Allah bertubuh serupa Nur
5.
Dan lain-lain
5.
Dan lain-lain
9. Ibnu Taimiyah
1.
Tuhan tidak duduk bersela di atas ‘Asry
1.
Tuhan duduk bersela di atas ‘Asry serupa duduknya Ibnu Taimiyah
2.
Tuhan tidak turun dari langit pada separuh terakhir dari malam
2.
Tuhan turun dari langit pada separuh terakhir dari malam serupa turunnya Ibnu Taimiyah dari mimbar
3.
Berjalan ziarah ke makam Nabi di Madinah adalah perjalanan ibadah
3.
Berjalan ziarah ke makam Nabi di Madinah adalah perjalanan makshiat
4.
Do’a bertawasshul adalah sunah
4.
Do’a bertawasshul adalah syirik
5.
Thariqat-thariqat Shufiyah adalah thariqat yang baik sesuai dengan sunnah Nabi
5.
Thariqat-thariqat Shufiyah adalah bid’ah dan haram
6.
Dan lain-lain
6.
Dan lain-lain
10. Wahabi
1.
Berdo’a bertawashul adalah menurut sunah
1.
Berdo’a bertawashul adalah syirik
2.
Perjalan dengan maksud ziarah adalah sunah
2.
Perjalanan dengan maksud ziarah adalah perjalanan makshiat
3.
Kubah di atas kubur boleh, apalagi di atas kubur Nabi dan Ulama
3.
Kubah di atas kubur haram
4.
Menghisap rokok makruh
4.
Menghisap rokok haram
5.
Dan lain-lain
5.
Dan lain-lain
11. Bahaiyah
1.
Agama Islam, agama Nasrani, agama Yahudi, masing-masing ada
1.
Agama Islam, agama Nasrani, agama Yahudi, harus disatukan karena semuanya dari Tuhan
2.
Paham “Wahdatul Wujud” (serba Tuhan) paham  sesat
2.
Paham “Wahdatul Wujud” (serba Tuhan) paham  yang benar
3.
Rasulullah adalah manusia biasa
3.
Rasulullah manifestasi (perwujudan) Tuhan
4.
Dan lain-lain
4.
Dan lain-lain
12. Ahmadiyah
1.
Nabi Muhammad SAW. adalah Nabi yang paling terakhir
1.
Mirza Ghulam Ahmad adalah nabi yang paling akhir
2.
Akan datang di akhir zaman, ‘Isa al Masih bin Maryam
2.
Mirza Ghulam Ahmad adalah ‘Isa al Masih yang dijanjikan itu
3.
Syari’at Islam sudah sempurna ketika Nabi Muhammad SAW. wafat
3.
Syari’at Islam belum sempurna, tetapi disempurkan oleh syari’at Mirza Ghulam Ahmad
4.
Dan lain-lain
4.
Dan lain-lain
     
* * * * *

Referensi / Daftar Pustaka

1.  Al-Qur’an al-Karim.
2.  Shahih Muslim, Abu al-Husain Muslim bin Hajjaj al-Qusyairi al-Naisaburi. Dar el-Ihya’ Al-‘Arabi Beirut.
3.  Sunan Tirmidzi, Abu Isa Muhammad bin Isa al-Tirmidzi al-Salami. Dar El- Ihya Al-Arabi Beirut.
4.  Bulugh al-Maram, Abu Fadl Ahmad bin ‘Ali bin Muhammad al-Kanani al-‘Asqalani, Dar el-Kutub Beirut.
5.  Jawahir al-Kalamiyyah, Syeikh Thahir bin Sholeh al-Jazairi, Al-Miftah Surabaya.
6.  I’anah al-Thalibin, Abu Bakar Sayyid al-Bakri bin Sayyid Muhammad Syatho al-Dimyathi, Dar el-Fikr Beirut.
7.  I’tiqod Ahli Sunnah Wal Jama’ah, KH. Sirajuddin Abbas. Pustaka Tarbiyah, Jakarta.
8.  Tanwir al-Qulub, Syeikh Muhammad Amin Al-Kurdi Al-Irbili, Dar El-Fikr Beirut.
9.  Qawa’id al-Ahkam Fi Mashalih al-Anam, Abu Muhammad Izzuddin Abdul Aziz bin Abdul Salam al-Salami. Dar el-kutub Al-Alamiyah Beirut
10.Ihya ulumuddin, Hujjatul Islam Abu Hamid Al-Ghazali
11.Al-Mausu’ah al-Yusufiyyah,





[1] Sunan al-Turmudzi juz 2 hal. 254
[2] Shahih Muslim juz 1 hal 114
[3] Bulugh al-Maram hal. 59
[4] Shahih Muslim Juz 2 hal 696
[5] Al-Mausu’ah al-Yusufiyyah hal. 626

No comments: