Dalam agama Islam kita mengenal tiga istilah, yaitu Iman, Islam dan Ihsan. Ketiganya tertuang dalam Al-Qur'an dan Hadits yang sampai pada kita atas jasa ulama-ulama' pewaris Nabi Muhammad saw mulai dari para sahabat, tabi'in, tabi'it tabiin dan terus sampai kepada kita pada masa sekarang.
Jika kita baca beberapa buku hadist, semisal Arba' al-Nawawi, akan kita temukan hadist yang secara kongkret menjelaskan tiga konsep di atas. Di sana disebutkan, suatu ketika, saat para sahabat berkumpul bersama Nabi saw. Seketika itu, tiba-tiba datang seseorang yang berpakaian putih dan berambut hitam. Tidak diketahui asal kedatangannya dan tidak pula dikenal oleh mereka. Kemudian orang itu duduk di dekat Nabi saw seraya merapatkan kedua lututnya ke lutut Nabi saw dan meletakkan kedua telapak tangannya di kedua paha Nabi saw, lalu ia berkata:
"Wahai Muhammad, beritakan padaku tentang Islam?"
Nabi menjawab: Islam adalah engkau saksikan bahwa tiada Tuhan selain Alloh dan sungguh Muhammad adalah utusanNya, engkau dirikan sholat, tunaikan zakat, laksanakan puasa ramadlan dan haji ke baitullah apabila engkau mampu."
Orang itu berkata: "Engkau benar!"
Maka terperanjatlah para sahabat, tidak salahkah orang itu bertanya kepada Nabi dan membenarkannya?
"Beritakan padaku tentang iman?" lanjutnya.
"Engkau beriman kepada Alloh, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, utusan-utusanNya, hari akhir, takdir yang baik maupun yang buruk." ujar Nabi.
Orang itu berkata: " Engkau benar!"
"Beritakan padaku tentang Ihsan?" tanyanya.
Nabi menjawab: "Engkau beribadah kepada Alloh seolah melihatnya, jika belum mampu, sungguh Ia melihatmu.”
Kemudian dialog ini berlanjut membahas tentang hari kiamat yang waktu kedatangannya hanya di ketahui oleh Alloh. Setelah itu Nabi memberitahu para sahabat bahwa tiada lain laki-laki itu adalah malakiat Jibril yang datang mengajarkan agama Islam kepada mereka.
Dari kisah ini kemudian ulama menjelaskan, bahwa hakikat iman yang Alloh wajibkan bagi hambaNya dan Ia janjikan surga serta hindarkan neraka sebagai balasannya adalah membenarkan Nabi dan ajaran-ajarannya yang sudah maklum adanya dengan penuh keyakinan. Seperti Iman kepada Alloh, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, utusan-utusanNya, hari akhir, kewajiban sholat, zakat, puasa, haji bagi yang mampu, keharaman membunuh tanpa kebenaran, perzinaan dan lain sebagainya.
Sedangkan islam adalah ketundukan dan kepatuhan lahir batin atas ajaran-ajaran Nabi saw di atas. Maka, iman dan islam yang akan menyelamatan kita tidak dapat dipisah antara satu dan yang lainya. Berarti, setiap orang yang beriman ia pasti islam dan setiap orang islam pasti beriman.
Kemudian pengucapan kalimat syahadat, yakni
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
merupakan syarat mutlak pemberlakuan hukum-hukum islam di dunia bagi seorang mukmin. Seperti pernikahan, menjadi imam sholat, dan lain sebagainya. Jika ia tidak mengucapkannya karena tidak mampu, seperi bisu, atau mati dan belum sempat bersahadat setelah keianannya, maka ia tergolong mukmin di sisi alloh dan akan selamat di akhirat. Namun apabila ia tidak mau bersahadat karena durhaka setelah diperintahkan, maka ia dihukumi kafir dan keyakinannya tidak dipertimbangkan lagi. Hal demikian karena menurut agama, keengganannnya bersahadat merupakan bentuk peniadaan keimannanya, sehingga ia di hukumi kafir.
Setelah seseorang beriman dan memeluk islam, maka diperlukan adanya ihsan. Karena dengan ihsan, berarti dalam beribadah kepada Alloh kita benar-benar merasakan kehadirannya. Dengan demikian, kita akan terbentuk menjadi pribadi muslim yang paripurna. Insan saleh yang memenuhi segala kewajiban beribadah kepada Alloh swt dan berbudi pekeri mulia pada sesama. Menuju puncak ridlaNyaadiasurga.[1]
AQIDAH ISLAMIYYAH
Aqidah Islamiyyah adalah segala macam perkara yang harus diyakini oleh setiap umat islam. Sedangkan pengertian Islam adalah pengakuan dengan lisan serta membenarkan dengan sepenuh hati bahwa semua ajaran Nabi Muhammad saw adalah benar. Adapun rukun Aqidah Islamiyyah (rukun iman) ada 6 (enam):
1. Iman kepada Allah swt
2. Iman kepada para malaikat Allah swt
3. Iman kepada kitab-kitab Allah swt
4. Iman kepada para Rasul Allah swt
5. Iman kepada Hari Akhir
6. Iman kepada Qodlo’ dan Qadar
Iman Kepada Allah Swt
Iman kepada Allah swt artinya beri’tiqod dan meyakini bahwa Allah swt adalah Dzat yang memilki sifat-sifat sempurna dan disucikan dari segala macam sifat kurang. Secara terperinci, sifat wajib dan sifat mustahil bagi Allah swt masing-masing ada 20 (dua puluh) dan sifat jaiz bagiNya hanya ada 1 (satu).
Sifat wajib bagi Allah
NO
|
SIFAT WAJIB
|
ARTI
|
01
|
Wujud
| |
02
|
Qidam
|
Dahulu
|
03
|
Baqo’
|
Kekal abadi
|
04
|
Mukholafah lil Hawadits
|
Berbeda dengan makhluk
|
05
|
Qiyamuhu bi Nafsihi
|
Berdiri sendiri
|
06
|
Wahdaniyah
|
Esa, Tunggal
|
07
|
Qudroh
|
Kuasa
|
08
|
Irodah
|
Berkehendak
|
09
|
Ilmu
|
Mengetahui
|
10
|
Hayat
|
Hidup
|
11
|
Sama’
|
Mendengar
|
12
|
Bashor
|
Melihat
|
13
|
Kalam
|
Berfirman
|
14
|
Kaunuhu Qodiron
|
KeberadaanNya Kuasa
|
15
|
Kaunuhu Muridan
|
KeberadaanNya Berkehendak
|
16
|
Kaunuhu ‘Aliman
|
KeberadaanNya Mengetahui
|
17
|
Kaunuhu Hayyan
|
KeberadaanNya hidup
|
18
|
Kaunuhu Sami’an
|
KeberadaanNya Mendengar
|
19
|
Kaunuhu Bashiron
|
KeberadaanNya Melihat
|
20
|
Kaunuhu Mutakalliman
|
KeberadaanNya Berfirman
|
Sifat mustahil bagi Allah
NO
|
SIFAT MUSTAHIL
|
ARTI
|
01
|
‘Adam
|
Tidak ada
|
02
|
Huduts
|
Baru
|
03
|
Fana’
|
Rusak
|
04
|
Mumatsalah lil Hawadits
|
Menyamai pada makhluk
|
05
|
Ihtiyaj li Ghoyrihi
|
Membutuhkan yang lain
|
06
|
Ta’addud
|
Tidak Esa
|
07
|
‘Ajzun
|
Lemah
|
08
|
Karohatun
|
Terpaksa
|
09
|
Jahlun
|
Bodoh
|
10
|
Mawtun
|
Mati
|
11
|
Shomamun
|
Tuli
|
12
|
`Umyun
|
Buta
|
13
|
Bukmun
|
Bisu
|
14
|
Kaunuhu ‘Ajizan
|
KeberadaanNya Lemah
|
15
|
Kaunuhu Karihan
|
KeberadaanNya Terpaksa
|
16
|
Kaunuhu Jahilan
|
KeberadaanNya Bodoh
|
17
|
Kaunuhu Mayyitan
|
KeberadaanNya Mati
|
18
|
Kaunuhu Ashommun
|
KeberadaanNya Tuli
|
19
|
Kaunuhu A’ma
|
KeberadaanNya Buta
|
20
|
Kaunuhu Abkamun
|
KeberadaanNya Bisu
|
Sifat Jaiz Allah swt
NO
|
SIFAT JAIZ
|
ARTI
|
01
|
Fi’lul Mumkinat aw Tarkuhu
|
Melakukan hal-hal yang mungkin atau meninggalkannya
|
Iman pada Malaikat Allah
Malaikat adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah swt dari cahaya. Mereka adalah hamba Allah swt yang selalu tunduk dan patuh atas segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya.
Jumlah malaikat sangat banyak, namun di antara sekian banyaknya hanya 10 saja yang harus diketahui, baik nama ataupun tugasnya, mareka adalah:
Nama-Nama Malaikat
NO
|
NAMA MALAIKAT
|
TUGAS
|
01
|
Jibril
|
Menurunkan wahyu
|
02
|
Mikail
|
Mengatur rizqi dan hujan
|
03
|
Izroil
|
Mencabut nyawa
|
04
|
Isrofil
|
Meniup terompet
|
05
|
Roqib
|
Mencatat amal baik
|
06
|
‘Atid
|
Mencatat amal buruk
|
07
|
Munkar
|
Menanyai orang yang telah mati di alam kubur
|
08
|
Nakir
|
Menanyai orang yang telah mati di alam kubur
|
09
|
Malik
|
Menjaga neraka
|
10
|
Ridhwan
|
Menjaga surga
|
Iman kepada kitab-kitab Allah swt
Iman kepada kitab Allah artinya mempercayai bahwa Allah swt menurunkan kitab-kitab suci kepada para NabiNya yang di dalamnya terkandung segala perintah, larangan, janji-janji serta semua ancaman-Nya. Kitab-kitab Allah swt tersebut ada 4 (empat), yaitu:
No
|
Nama kitab
|
Diturunkan kepada
|
01
|
Taurot
|
Nabi
|
02
|
Zabur
|
Nabi
|
03
|
Injil
|
Nabi Isa Al-Masih
|
04
|
Al-Qur-an
|
Nabi Muhammad saw
|
Iman kepada para utusan Allah swt
Iman kepada para utusan Allah swt artinya mempercayai bahwa Allah SWT. mengutus para rasul-Nya sebagai perwujudan rahmat dan anugerah-Nya kepada seluruh umat manusia. Adapun tugas para utusan Allah swt adalah mengajak umat manusia berbuat kebaikan dan menjauhi segala larangan Allah swt, mengajarkan nilai-nilai ketauidan dan keimanan demi kemaslahatan di dunia dan akhirat serta mengangkat harkat martabat manusia guna meraih derajat yang mulya di sisi-Nya. Para Nabi (Baca Rosul) yang wajib diimani ada 25, yaitu :
Nama-Nama Para Rasul
01.
|
Adam as
|
14.
|
Musa as
|
02.
|
Idris as
|
15.
|
Harun as
|
03.
|
Nuh as
|
16.
|
Dzul kifli as
|
04.
|
Hud as
|
17.
|
Dawud as
|
05.
|
Sholeh as
|
18.
|
Sulaiman as
|
06.
|
Ibrahim as
|
19.
|
Ilyas as
|
07.
|
Luth as
|
20.
|
Ilyasa' as
|
08.
|
Isma'il as
|
21.
|
Yunus as
|
09.
|
Ishaq as
|
22.
|
Zakariya as
|
10.
|
Ya'qub as
|
23.
|
Yahya as
|
11.
|
Yusuf as
|
24.
|
Isa as
|
12.
|
Ayub as
|
25.
|
Muhammad saw
|
13.
|
Syu'aib as
|
Sifat-Sifat Para Rasul
Sifat-sifat wajib bagi para Rasul adalah sebagai berikut:
No
|
Sifat
|
Arti
|
01
|
Shiddiq
|
Jujur
|
02
|
Amanah
|
Dapat dipercaya
|
03
|
Tabligh
|
Menyampaikan
|
04
|
Fathonah
|
Cerdas
|
Sedangkan sifat- sifat mustahil para rasul adalah sebagai berikut:
No
|
Sifat
|
Arti
|
01
|
Kadzib
|
Bohong
|
02
|
Khiyanah
|
Berkhiyanat
|
03
|
Kitman
|
Merahasiakan
|
04
|
Baladah
|
Bodoh
|
Iman Kepada Hari Akhir
Hari akhir atau hari qiyamat adalah hari dimana berakhirnya seluruh kehidupan di alam dunia ini, dan setelahnya dibangkitkan seluruh manusia dari kuburnya guna berkumpul di padang mahsyar untuk dihisab (dihitung segala amal perbuatannya) oleh Allah swt. Setiap umat Islam wajib mempercayai bahwa makhluk pasti akan mati. Dan di alam kubur mereka akan ditanyai oleh malaikat Munkar dan Nakir. Barang siapa yang amal perbuatannya baik, di alam kubur akan mendapatkan nikmat. Sebaliknya, yang amal perbuatannya buruk, di alam kubur akan mendapatkan siksa.
Setelah datangnya Hari Qiyamat, segenap makhluk akan dibangunkan dari alam kubur sebagaimana ketika masih di dunia. Mereka semua berkumpul di padang mahsyar guna menanti hisab (perhitungan) di Mizan (timbangan amal). Masing-masing makhluk akan menerima buku catatan atau raport amalnya, baik dengan tangan kanan atau tangan kiri, baik menerimanya dari arah depan maupun dari arah belakang. Setelah selesai dihisab, tiap manusia harus melewati Shiroth (jembatan yang dibentangkan di atas neraka). Orang-orang mukmin akan mampu melewatinya dan masuk surga, sementara orang-orang kafir akan terpeleset dan terkilir masuk neraka.
Iman kepada Qodho’ dan Qodar
Iman kepada Qodho’ dan Qodar, artinya kita harus mempercayai bahwa seluruh perbuatan manusia serta segala perkara dan kejadian di dunia ini, baik yang bersifat umum maupun terperinci semuanya atas kehendak Allah swt dan telah ditetapkan sejak zaman ‘azali. Segala perbuatan baik dan buruk yang dilakukan manusia merupakan kehendak Allah swt. Akan tetapi, manusia diberi akal oleh Allah swt sehingga mereka mampu membedakan antara nilai kebaikan dan kejelekan. Oleh karena itu, Allah swt memberi pahala atas kebajikan yang telah dilakukan dan mengancam dengan siksaan atas perbuatan dosa yang dilakukan.
[1] Husain Afandi, Al-Husun al-Hamidiyyah, tt, Surabaya : Maktabah Hidayah, hlm. 8-9 dan Bisri Musthofa, al-Auzaad al-Musthofawiyyah, tt, Kudus: Menara Kudus, hlm. 7-10.
2 comments:
trimakasih, sangat membantu
sama2 bro
Post a Comment