Friday, 22 January 2016

IMAN, ISLAM DAN IHSAN ALA ASWAJA


HAKIKAT IMAN, ISLAM DAN IHSAN
   
  Dalam agama Islam kita mengenal tiga istilah, yaitu Iman, Islam dan Ihsan. Ketiganya tertuang dalam Al-Qur'an dan Hadits  yang sampai pada kita atas jasa ulama-ulama' pewaris Nabi Muhammad saw mulai dari para sahabat, tabi'in, tabi'it tabiin dan terus sampai kepada kita pada masa sekarang.
     Jika kita baca beberapa buku hadist, semisal Arba' al-Nawawi, akan kita temukan hadist yang secara kongkret menjelaskan tiga konsep di atas. Di sana disebutkan, suatu ketika, saat para sahabat berkumpul bersama Nabi saw. Seketika itu, tiba-tiba  datang seseorang yang berpakaian putih dan berambut hitam. Tidak diketahui asal kedatangannya dan  tidak pula dikenal oleh mereka. Kemudian orang itu  duduk di dekat Nabi saw seraya merapatkan kedua lututnya ke lutut Nabi saw dan meletakkan kedua telapak tangannya di kedua paha Nabi saw, lalu ia berkata:
"Wahai Muhammad, beritakan padaku tentang Islam?"
Nabi menjawab: Islam adalah engkau saksikan bahwa tiada Tuhan selain Alloh dan sungguh Muhammad adalah utusanNya, engkau dirikan sholat, tunaikan zakat, laksanakan puasa ramadlan dan haji ke baitullah apabila engkau mampu."
Orang itu berkata: "Engkau benar!"
Maka terperanjatlah para sahabat, tidak salahkah orang itu bertanya kepada Nabi dan membenarkannya?
"Beritakan padaku tentang iman?" lanjutnya.
"Engkau beriman kepada Alloh, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, utusan-utusanNya, hari akhir, takdir yang baik maupun yang buruk." ujar Nabi.
Orang itu berkata: " Engkau benar!"
"Beritakan padaku tentang Ihsan?" tanyanya.
Nabi menjawab: "Engkau beribadah kepada Alloh seolah melihatnya, jika belum mampu, sungguh Ia melihatmu.”
     Kemudian dialog ini berlanjut membahas tentang hari kiamat yang waktu kedatangannya hanya  di ketahui oleh Alloh. Setelah itu Nabi memberitahu para sahabat bahwa tiada lain laki-laki itu adalah malakiat Jibril yang datang mengajarkan agama Islam kepada mereka.
     Dari kisah ini kemudian ulama menjelaskan, bahwa hakikat iman yang Alloh wajibkan bagi hambaNya dan Ia janjikan surga serta hindarkan neraka sebagai balasannya adalah membenarkan Nabi dan ajaran-ajarannya yang sudah maklum adanya dengan penuh keyakinan. Seperti Iman kepada Alloh, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, utusan-utusanNya, hari akhir, kewajiban sholat, zakat, puasa, haji bagi yang mampu, keharaman membunuh tanpa kebenaran, perzinaan dan lain sebagainya.
     Sedangkan islam adalah ketundukan dan kepatuhan lahir batin atas ajaran-ajaran Nabi saw di atas. Maka, iman dan islam yang akan menyelamatan kita tidak dapat dipisah antara satu dan yang lainya. Berarti, setiap orang yang beriman ia pasti islam dan setiap orang islam pasti beriman.
     Kemudian pengucapan kalimat syahadat, yakni
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
merupakan syarat mutlak pemberlakuan hukum-hukum islam di dunia bagi seorang mukmin. Seperti pernikahan, menjadi imam sholat, dan lain sebagainya. Jika ia tidak mengucapkannya karena tidak mampu, seperi bisu, atau mati dan belum sempat bersahadat setelah keianannya, maka ia tergolong mukmin di sisi alloh dan akan selamat di akhirat. Namun apabila ia tidak mau bersahadat karena durhaka setelah diperintahkan, maka ia dihukumi kafir dan keyakinannya tidak dipertimbangkan lagi. Hal demikian karena menurut agama, keengganannnya bersahadat merupakan bentuk peniadaan keimannanya, sehingga ia di hukumi kafir.
     Setelah seseorang beriman dan memeluk islam, maka diperlukan adanya ihsan. Karena dengan ihsan, berarti dalam beribadah kepada Alloh kita benar-benar merasakan kehadirannya. Dengan demikian, kita akan terbentuk menjadi pribadi muslim yang paripurna. Insan saleh yang memenuhi segala kewajiban beribadah kepada  Alloh swt dan  berbudi  pekeri  mulia pada sesama. Menuju puncak ridlaNyaadiasurga.[1]


AQIDAH ISLAMIYYAH

     Aqidah Islamiyyah adalah segala macam perkara yang harus diyakini oleh setiap umat islam. Sedangkan pengertian Islam adalah pengakuan dengan lisan serta membenarkan dengan sepenuh hati bahwa semua ajaran Nabi Muhammad saw adalah benar. Adapun rukun Aqidah Islamiyyah (rukun iman) ada 6 (enam):
1.  Iman kepada Allah swt
2.  Iman kepada para malaikat Allah swt
3.  Iman kepada kitab-kitab Allah swt
4.  Iman kepada para Rasul Allah swt
5.  Iman kepada Hari Akhir
6.  Iman kepada Qodlo’ dan Qadar

Iman Kepada Allah Swt
     Iman kepada Allah swt artinya beri’tiqod dan meyakini bahwa Allah swt adalah Dzat yang memilki sifat-sifat sempurna dan disucikan dari segala macam sifat  kurang. Secara terperinci, sifat wajib dan sifat mustahil bagi Allah swt masing-masing ada 20 (dua puluh) dan sifat jaiz bagiNya hanya ada 1 (satu).

Sifat wajib bagi Allah

NO
SIFAT WAJIB
ARTI
01
Wujud
Ada
02
Qidam
Dahulu
03
Baqo’
Kekal abadi
04
Mukholafah lil Hawadits
Berbeda dengan makhluk
05
Qiyamuhu bi Nafsihi
Berdiri sendiri
06
Wahdaniyah
Esa, Tunggal
07
Qudroh
Kuasa
08
Irodah
Berkehendak
09
Ilmu
Mengetahui
10
Hayat
Hidup
11
Sama’
Mendengar
12
Bashor
Melihat
13
Kalam
Berfirman
14
Kaunuhu Qodiron
KeberadaanNya Kuasa
15
Kaunuhu Muridan
KeberadaanNya Berkehendak
16
Kaunuhu ‘Aliman
KeberadaanNya Mengetahui
17
Kaunuhu Hayyan
KeberadaanNya hidup
18
Kaunuhu Sami’an
KeberadaanNya Mendengar
19
Kaunuhu Bashiron
KeberadaanNya Melihat
20
Kaunuhu Mutakalliman
KeberadaanNya Berfirman

Sifat mustahil bagi Allah

NO
SIFAT MUSTAHIL
ARTI
01
‘Adam
Tidak ada
02
Huduts
Baru
03
Fana’
Rusak
04
Mumatsalah lil Hawadits
Menyamai pada makhluk
05
Ihtiyaj li Ghoyrihi
Membutuhkan yang lain
06
Ta’addud
Tidak Esa
07
‘Ajzun
Lemah
08
Karohatun
Terpaksa
09
Jahlun
Bodoh
10
Mawtun
Mati
11
Shomamun
Tuli
12
`Umyun
Buta
13
Bukmun
Bisu
14
Kaunuhu ‘Ajizan
KeberadaanNya Lemah
15
Kaunuhu Karihan
KeberadaanNya Terpaksa
16
Kaunuhu Jahilan
KeberadaanNya Bodoh
17
Kaunuhu Mayyitan
KeberadaanNya Mati
18
Kaunuhu Ashommun
KeberadaanNya Tuli
19
Kaunuhu A’ma
KeberadaanNya Buta
20
Kaunuhu Abkamun
KeberadaanNya Bisu

Sifat Jaiz Allah swt

NO
SIFAT JAIZ
ARTI
01
Fi’lul Mumkinat aw Tarkuhu
Melakukan hal-hal yang mungkin atau meninggalkannya

                

Iman pada Malaikat Allah

     Malaikat adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah swt dari cahaya. Mereka adalah hamba Allah swt yang selalu tunduk dan patuh atas segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya.
Jumlah malaikat sangat banyak, namun di antara sekian banyaknya hanya 10 saja yang harus  diketahui, baik nama ataupun tugasnya, mareka adalah:

Nama-Nama Malaikat
NO
NAMA MALAIKAT
TUGAS
01
Jibril
Menurunkan wahyu
02
Mikail
Mengatur rizqi dan hujan
03
Izroil
Mencabut nyawa
04
Isrofil
Meniup terompet
05
Roqib
Mencatat amal baik
06
‘Atid
Mencatat amal buruk
07
Munkar
Menanyai orang yang telah mati di alam kubur
08
Nakir
Menanyai orang yang telah mati di alam kubur
09
Malik
Menjaga neraka
10
Ridhwan
Menjaga surga

Iman kepada kitab-kitab Allah swt

Iman kepada kitab Allah artinya mempercayai bahwa Allah swt menurunkan kitab-kitab suci kepada para NabiNya yang di dalamnya terkandung segala perintah, larangan, janji-janji serta semua ancaman-Nya. Kitab-kitab Allah swt tersebut ada 4 (empat), yaitu:

No
Nama kitab
Diturunkan kepada
01
Taurot
  Nabi Musa AS
02
Zabur
  Nabi Dawud AS
03
Injil
  Nabi Isa Al-Masih
04
Al-Qur-an
  Nabi Muhammad saw

Iman kepada para utusan Allah swt
Iman kepada para utusan Allah swt artinya mempercayai bahwa Allah SWT. mengutus para rasul-Nya sebagai perwujudan rahmat dan anugerah-Nya kepada seluruh umat manusia. Adapun tugas para utusan Allah swt adalah mengajak umat manusia berbuat kebaikan dan menjauhi segala larangan Allah swt, mengajarkan  nilai-nilai ketauidan dan keimanan demi kemaslahatan di dunia dan akhirat serta mengangkat harkat martabat manusia guna meraih derajat yang mulya di sisi-Nya. Para Nabi (Baca Rosul) yang wajib diimani ada 25, yaitu :  

Nama-Nama Para Rasul
01.
Adam as
14.
Musa as
02.
Idris as
15.
Harun as
03.
Nuh as
16.
Dzul kifli as
04.
Hud as
17.
Dawud as
05.
Sholeh as
18.
Sulaiman as
06.
Ibrahim as
19.
Ilyas as
07.
Luth as
20.
Ilyasa' as
08.
Isma'il as
21.
Yunus as
09.
Ishaq as
22.
Zakariya as
10.
Ya'qub as
23.
Yahya as
11.
Yusuf as
24.
Isa as
12.
Ayub as
25.
Muhammad saw
13.
Syu'aib as


                                                                                                           
Sifat-Sifat Para Rasul
Sifat-sifat wajib bagi para Rasul adalah sebagai berikut:
No
Sifat
Arti
01
Shiddiq
Jujur
02
Amanah
Dapat dipercaya
03
Tabligh
Menyampaikan
04
Fathonah
Cerdas

Sedangkan sifat- sifat mustahil para rasul adalah sebagai berikut:
No
Sifat
Arti
01
Kadzib
Bohong
02
Khiyanah
Berkhiyanat
03
Kitman
Merahasiakan
04
Baladah
Bodoh


Iman Kepada Hari Akhir
Hari akhir atau hari qiyamat adalah hari dimana berakhirnya seluruh kehidupan di alam dunia ini, dan setelahnya dibangkitkan seluruh manusia dari kuburnya guna berkumpul di padang mahsyar untuk dihisab (dihitung segala amal perbuatannya) oleh Allah swt. Setiap umat Islam wajib mempercayai bahwa makhluk pasti akan mati. Dan di alam kubur mereka akan ditanyai oleh malaikat Munkar dan Nakir. Barang siapa yang amal perbuatannya baik, di alam kubur akan mendapatkan nikmat. Sebaliknya, yang amal perbuatannya buruk, di alam kubur akan mendapatkan siksa.
Setelah datangnya Hari Qiyamat, segenap makhluk akan dibangunkan dari alam kubur sebagaimana ketika masih di dunia. Mereka semua berkumpul di padang mahsyar guna menanti hisab (perhitungan) di Mizan (timbangan amal). Masing-masing makhluk akan menerima buku catatan atau raport  amalnya, baik dengan tangan kanan atau tangan kiri, baik menerimanya dari arah depan  maupun dari arah belakang. Setelah selesai dihisab, tiap manusia harus melewati Shiroth (jembatan yang dibentangkan di atas neraka). Orang-orang mukmin akan mampu melewatinya dan masuk surga, sementara orang-orang kafir akan terpeleset dan terkilir masuk neraka.

Iman kepada Qodho’ dan Qodar
Iman kepada Qodho’ dan Qodar, artinya kita harus mempercayai bahwa seluruh perbuatan manusia serta segala perkara dan kejadian di dunia ini, baik yang bersifat umum maupun terperinci semuanya  atas kehendak Allah swt dan telah ditetapkan sejak zaman ‘azali. Segala perbuatan baik dan buruk yang dilakukan manusia merupakan kehendak Allah swt. Akan tetapi, manusia diberi akal oleh Allah swt sehingga mereka mampu membedakan antara nilai kebaikan dan kejelekan. Oleh karena itu, Allah swt memberi pahala atas kebajikan yang telah dilakukan dan mengancam dengan siksaan atas perbuatan dosa yang dilakukan.





[1] Husain Afandi, Al-Husun al-Hamidiyyah, tt, Surabaya: Maktabah Hidayah, hlm. 8-9 dan Bisri Musthofa, al-Auzaad al-Musthofawiyyah, tt, Kudus: Menara Kudus, hlm. 7-10.

2 comments:

Anonymous said...

trimakasih, sangat membantu

Unknown said...

sama2 bro